Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Tantang Jokowi Jadi Capres, KBPI Diprotes

Kompas.com - 12/02/2014, 18:12 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) menantang 19 tokoh untuk maju sebagai calon Presiden Republik Indonesia. Namun, dari 19 nama tersebut, tidak terdapat nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang selalu merajai berbagai survei pilpres. Hal itu memancing protes dari tamu dan wartawan yang hadir dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/2/2014) sore.

Dalam konferensi pers tersebut, salah satu anggota KBPI, Hamdi Muluk, telah menjelaskan bahwa 19 tokoh yang mereka tantang itu adalah tokoh yang belum digadang-gadang sebagai capres. Oleh karena itu, nama Jokowi tidak masuk kedalam 19 tokoh tersebut.

"Kalau Jokowi, sih, ya sudahlah, semua juga sudah tahu, tidak perlu ditantang lagi," kata Hamdi.

Namun, saat sesi tanya jawab dibuka, protes tetap datang. Seseorang yang mengaku sebagai perwakilan dari PDI-P Pro Jokowi (Projo) menanyakan, kenapa nama Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla (JK) tetap masuk ke dalam tokoh yang ditantang. Padahal, JK sudah jelas digadang-gadang sebagai calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa. Nama JK juga selalu masuk ke dalam bursa calon presiden.

Pertanyaan serupa juga diajukan wartawan. Hamdi menjelaskan, meskipun sudah digadang-gadang menjadi calon presiden PKB, JK belum pernah menjawab itu secara resmi. Menurut dia, sosok JK juga belum banyak didorong oleh publik untuk maju sebagai calon presiden. Oleh karena itu, KBPI tetap memutuskan menantang Wakil Presiden RI 2004-2009 itu untuk maju menjadi capres.

"Sosok JK ini belum ada di top of mind masyarakat. Beda dengan Jokowi, kalau Jokowi kan semua juga tahu, semua juga mendorong Jokowi jadi capres," ujarnya.

Hal yang sama disampaikan anggota KBPI, Jusuf Wanandi. Menurut dia, sosok Jokowi bukan hanya dikenal di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, KBPI menantang tokoh alternatif lain untuk maju sebagai presiden bersaing dengan Jokowi.

"Kita tunjukkan sama luar negeri bahwa kita bukan hanya punya Jokowi, tapi juga tokoh-tokoh lainnya yang tak kalah berkualitas, ujar Jusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com