Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2014, 07:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — "Jika masih mendukung program saya, ayo kita bekerja. Namun, jika tidak, ya silakan mundur," demikian kata Gubernur Jakarta Joko Widodo di dalam suatu pertemuan bersama sejumlah kepala dinas, beberapa waktu lalu. Kala itu, tidak ada satu pun yang mundur dan semua menyatakan siap mendukung.

Namun, kenyataan berkata lain. Blusukan sang Gubernur ke lapangan menjaring sejumlah kekecewaan warga terhadap kerja sejumlah anak buahnya. Banyak kepala dinas yang tidak sesuai harapan Jokowi sehingga berujung pada perombakan besar-besaran secara tiba-tiba pada Rabu (12/2/2014) kemarin.

"Mohon maaf kalau hal-hal seperti ini dilakukan. Saya hanya ingin memberi yang terbaik bagi warga Jakarta," ujarnya saat memberi sambutan pada acara pelantikan di Balai Agung, Balaikota, Jakarta, kemarin.

Perombakan kepala dinas eselon II itu, diakui Jokowi, merupakan wujud kekecewaan Jokowi terhadap beberapa orang pejabat. Mereka dinilai tidak mampu bekerja secara nyata serta masih bermental ABS atau asal bapak senang. Jokowi tak suka.

"Jangan lapor ke saya, sudah beres, Pak, sudah bagus, Pak, atau menyajikan seremoni yang baik pada saya. Tapi, nyatanya enggak ada isinya. Saya tahu semua karena sering di lapangan," ucapnya.

Beberapa pejabat eselon II yang kena perombakan memang tengah dirundung masalah. Udar Pristono, mantan Kepala Dinas Perhubungan, tengah berurusan dengan Inspektorat Pemprov DKI lantaran pengadaan bus baru, tetapi beberapa di antaranya sudah rusak.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan Unu Nurdin juga tengah diterpa persoalan pengadaan 200 truk sampah. Mantan Kepala Dinas Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto juga sempat dilanda masalah kecurangan dalam proses lelang jabatan kepala sekolah. Mantan Wali Kota Jakarta Barat Fattahillah juga pernah disorot lantaran ketika Jokowi blusukan ke kantornya, tidak ada satu pun PNS di sana.

Jokowi mengakui, hingga lebih dari setahun menjabat gubernur, dia belum menemukan komposisi kepala dinas yang tepat sesuai dengan harapannya. Terdapat kepala dinas yang sesuai harapannya, ada yang masih jauh dari harapannya.

"Pokoknya sampai ketemu personel yang bisa kuasai bidangnya dan bisa mengimplementasikan apa yang kita mau," katanya.

Jawaban mantan kadis "bermasalah"

Mantan Kadishub DKI Udar Pristono menerima dengan ikhlas pergantian tersebut. Menurutnya, jabatan merupakan amanah yang suatu saat bisa saja diberikan dan saat yang lain diambil dari tangannya. "Saya kan PNS. Jadi harus terima ditempatkan di mana saja," ujar Pristono seusai acara pelantikan.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan DKI Unu Nurdin, yang sempat mengilang sekitar dua minggu setelah merebaknya kasus truk sampah, akhirnya muncul di hadapan media pada acara pelantikan. Unu menolak dirinya tidak bisa mengikuti ritme kerja Jokowi.

"Staf saya yang tahu kenapa pagi subuh saya harus berangkat balik ke kantor jam 02.00 pagi," ujarnya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto menilai, alih jabatan ini merupakan hal wajar. Ia berjanji akan menjalankan instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebaik-baiknya.

Ketiganya diketahui dirotasi menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bersama dengan empat orang lain, yakni Kian Kelana, Sugiyanta, Ipih Ruyani, dan Zainal Mussapa. Adapun Kadishub digantikan oleh Mohammad Akbar. Kadisdik digantikan oleh Lasro Marbun dan Kadis Kebersihan digantikan oleh Saptasari Ediningtyas.

Berikut sejumlah posisi yang digantikan oleh pimpinan baru:

  • Andi Baso Mappapoleonro menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta,
  • Fatahillah menjadi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik,
  • Suradika menjadi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah,
  • Agus Bambang sebagai Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan,
  • Nandar Sunandar sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman,
  • Muhammad Akbar sebagai Kepala Dinas Perhubungan,
  • Moch Haris Pindratno sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Energi,
  • Masrokhan sebagai Kepala Dinas Sosial,
  • Darjamuni sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian,
  • Lasro Marbun sebagai Kepala Dinas Pendidikan,
  • Saptasari Ediningtyas sebagai Kepala Dinas Kebersihan,
  • Isnawa Adji sebagai Wakil Kepala Dinas Kebersihan,
  • Benjamin Bukit sebagai Wakil Kepala Dinas Perhubungan,
  • Istaryatiningtyas sebagai Wakil Kepala Dinas Pendidikan,
  • Agustino Darmawan sebagai Kepala Biro Umum,
  • Denny Wahyu Haryanto sebagai Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana,
  • Rustam Effendi sebagai Wakil Wali Kota Jakarta Pusat,
  • Djoko Sri Margianto sebagai Wakil Wali Kota Jakarta Selatan,
  • Ibnu Sabiin Hatta sebagai Wakil Bupati Kepulauan Seribu,
  • Junaedi sebagai Sekretaris Kota Jakarta Utara,
  • Bayu Meghantara sebagai Sekretaris Kota Jakarta Pusat,
  • Wahyu Haryadi sebagai Sekretaris Kota Jakarta Pusat,
  • Nanang Hasani sebagai Asisten Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Kependudukan,
  • Usmayadi sebagai Asisten Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya,
  • Ida Bagus Nyoman Banjar Direktur RSUD Budhi Asih,
  • Theodora Caroline Kawinda sebagai RSKO Duren Sawit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com