Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sumini Mengurus Puluhan Anak di Panti Samuel

Kompas.com - 28/02/2014, 14:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah sorotan pada panti asuhan The Samuel's Home, ada sepenggal kisah Sumini, wanita yang mengurus anak-anak di panti tersebut. Sudah sepuluh tahun dia mengabdi kepada Yuni Winata (47), istri Samuel Watulingas (50), suami istri pemilik panti.

Sumini merupakan tetangga Yuni di Indramayu, Jawa Barat. Dia mengaku kenal baik dengan Yuni. Ia pun ditawari bekerja di panti tersebut dengan gaji Rp 1.000.000 per bulan.

Selama bekerja, Sumini bertugas untuk menyiapkan makanan, mencuci, dan melakukan perawatan dan pelayanan terhadap anak-anak, terutama yang masih balita. "Saya ngurus bayi, masak, nyuci, ngegosok," kata Sumini, saat ditemui di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2014).

Setiap hari, dia menyiapkan makanan. Untuk anak balita, dia menyiapkan makanan seperti bubur kacang hijau atau bubur merah. Sementara, untuk remaja, pada pagi hari, ia menyiapkan mi untuk sarapan dan kornet pada siang dan malam hari. Makanan ini didapat dari bantuan para donatur atau yang dibelanjakan sendiri ke pasar.

Anak-anak, kata dia, diberi makan tiga kali dalam sehari. Uang belanja diberikan oleh pemilik panti Rp 100.000 untuk membeli lauk selama empat hari, di luar beras. "Belanjanya ya kira-kira," ujar Sumini.

Untuk beras, ia mengatakan, persediaannya cukup karena diberikan donatur. Namun, ada pula donatur yang memberikan beras yang sudah tidak layak karena sudah kutuan. Dia enggan memasak beras yang sudah rusak tersebut.

Selain sumbangan makanan, ada juga donatur yang memberikan uang. Namun, yang menerima sumbangan tersebut ialah Samuel, yang akrab mereka sapa sebagai "ayah".

"Sumbangan dari bos-bos. Uang sing (yang) nerima ayah, kok saya," ujar Sumini.

Namun, bantuan dari donatur sudah mulai jarang sejak Desember 2013. Sumini tidak tahu penyebabnya. Samuel, menurut Sumini, kadang membagikan uang untuk anak-anak. Biasanya, uang yang dibagikan kurang lebih Rp 2.000 sampai Rp 5.000.

Uang untuk jajan sekolah itu, menurutnya, diberikan Samuel secara tidak rutin. Anak-anak lebih sering dibekali dengan makanan untuk sekolah. Namun, kadang ada tamu yang sesekali memberikan uang kepada anak-anak.

Untuk mengurus anak-anak panti, Sumini dibantu oleh Icha dan Kila, dua anak panti. Icha yang duduk di bangku SMA bertugas membantu memandikan anak-anak kecil di sana. Sementara Kila, yang duduk di bangku SD kelas VI, membantu tugas Sumini.

Kila (14) mengaku dirinya sejak berusia tiga hari telah tinggal di panti itu. Kila merasakan kurang mendapat perhatian selama di panti. Misalnya, anak-anak di dalam panti sering berantam dan jarang ngobrol.

"Kalau berantem susah dipisahin, nanti yang misahin berantem lagi," ujar Kila.

Selama mengurus adik-adiknya, Kila tidak punya waktu untuk belajar. Belajar baginya hanya di sekolah. Di panti, anak-anak kurang mendapat pengawasan. Ada yang keluar dari malam sampai pagi.

"Kalau pulang malam sampai pagi dipukul tangannya pakai sendal sama ayah," ujar Kila.

Menurut Kila, ada 35 orang di panti tersebut. Tujuh orang terdiri dari perempuan, sementara sisanya anak lelaki. Mereka tinggal terpisah di dalam panti.

Komnas PA menyatakan, sebanyak 28 anak sudah berada di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA), Bambu Apus, Jakarta Timur. Tujuh anak tersebut adalah mereka yang dibantu melapor ke LBH Mawar Saron. Anak-anak yang masih berusia 3-17 tahun itu rata-rata masih trauma akibat perlakuan terhadap mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Megapolitan
Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Megapolitan
Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Megapolitan
Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Megapolitan
Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di 'Busway' atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di "Busway" atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Megapolitan
Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Megapolitan
Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Megapolitan
Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com