Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban Parkir Liar Belum Timbulkan Efek Jera

Kompas.com - 25/03/2014, 15:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik parkir liar di Jakarta Pusat masih terjadi. Sepanjang Senin (24/3) kemarin, 48 mobil dan 11 sepeda motor terjaring dalam operasi yang digelar Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat di enam tempat di kawasan Menteng. Ban kendaraan yang diparkir di tempat terlarang itu dikempiskan.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat Harlem Simanjuntak mengakui, razia yang dilakukan saban hari di sejumlah tempat ternyata belum menimbulkan efek jera bagi pengguna kendaraan sehingga parkir liar tetap terjadi.

”Orang yang terkena razia ini berbeda-beda sehingga efek jera tidak melekat pada pelanggar. Selain itu, kami juga susah menangkap juru parkir liar,” ujarnya.

Harlem Simanjuntak mengatakan, selain kendaraan pribadi, ada pula kendaraan berpelat merah dan kendaraan dinas TNI/ Polri yang terkena.

Meski aparat di beberapa wilayah Ibu Kota sudah melakukan penertiban, kenyataannya parkir liar masih ditemukan di sejumlah tempat, terutama di pusat perbelanjaan, perkantoran, dan sekolah.

Sisi jalan di depan gedung-gedung itu menjadi lahan parkir. Bahkan, kehadiran rambu larangan parkir dan berhenti tidak diindahkan.

Di wilayah Jakarta Pusat masih marak mobil dan sepeda motor yang diparkir di badan jalan. Ini terpantau di Jalan Cikini Raya, Jalan Kramat Raya, Jalan Salemba Raya, Jalan Kebon Sirih, Jalan Jati Baru, dan Jalan Gajah Mada.

Selain itu, terdapat pula jejeran kendaraan yang diparkir di sepanjang Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Pinangsia Raya di Jakarta Barat. Juga di area wisata, seperti Monumen Nasional (Monas) dan kawasan Kota Tua.

Hal yang sama terjadi di depan sekolah menengah atas, seperti SMA 6 dan SMA 70, Jakarta Selatan.

Layanan parkir liar di jalan raya menjadi pilihan karena dianggap mudah dan murah. Pengendara cukup memarkir di badan jalan, dengan tarif parkir Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 bagi mobil.

Salah satu pengendara sepeda motor yang parkir di depan Harco Glodok, Saudi (40), memilih parkir di badan Jalan Hayam Wuruk karena lebih mudah dibandingkan parkir di gedung parkir pusat perbelanjaan di kawasan itu.

”Di gedung ribet. Harus naik ke lantai sekian atau turun ke basemen dulu. Bayarnya lebih mahal Rp 3.000. Kalau di jalan, kan, cuma Rp 2.000,” katanya. (ART/A07)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com