Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Jangan Sampai Anak Cucu Nanti Kutuk Kita...

Kompas.com - 07/05/2014, 13:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin supaya Tim Penasihat Teknis Arsitektur Perkotaan dan Bangunan (TPTAPB) bekerja optimal. Pria yang akrab disapa Ahok tersebut tidak ingin bangunan tingkat di DKI Jakarta tak sesuai standar sehingga membahayakan pengguna.

"Jangan sampai nanti anak cucu kita ngutukin kita, kalau ada desain, sistem keamanan, atau ada listrik yang salah karena tim ini yang tidak hati-hati kerja," ujar Basuki seusai acara pengukuhan TPTAPB di Balai Agung, Balaikota, Rabu (7/5/2014).

Ahok mengatakan, seiring tahun, jumlah permohonan pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) gedung bertingkat di Jakarta kian banyak. Apalagi pembangunan sejumlah gedung di Ibu Kota mengalami keterlambatan karena tim tersebut belum terbentuk. Oleh sebab itu, pihaknya menambah enam orang menjadi 66 orang.

Soal kenaikan gaji, Ahok menganggap hal tersebut adalah wajar. Menurut Ahok, tugas pokok dan fungsi yang signifikan untuk pembangunan di Jakarta serta latar belakang anggota tim yang tinggi menyebabkan kenaikan gaji merupakan kebijakan yang baik.

"Kita naikinlah, orang profesor-profesor semua kok. Nanti itu kalau terlalu kecil, nanti malas-malasan," lanjut Ahok.

Tim tersebut adalah tenaga ahli yang biasa memberikan nasihat, pendapat, dan pertimbangan profesional untuk persetujuan rencana teknis bangunan gedung dengan kriteria tertentu. Tujuannya, menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keandalan sebuah gedung bertingkat di Jakarta.

Tim tersebut merupakan hasil akhir dari proses seleksi para calon sejak tahun anggaran 2013. Seleksi itu memunculkan 66 orang yang tergabung dalam TPTAPB. Jumlah anggota tim tahun ini bertambah dari periode lalu. Hal itu dilakukan seiring dengan semakin meningkatnya pengajuan permohonan IMB di Jakarta.

Berdasarkan bidang teknis yang dimiliki, TPTAPB terdiri dari tiga bidang, yakni Tim Ahli Bangunan Gedung Bidang Arsitektur dan Perkotaan dengan jumlah 21 anggota. Kedua, Tim Ahli Bangunan Gedung Bidang Struktur dan Geoteknik dengan jumlah 22 anggota. Ketiga, Tim Ahli Bangunan Gedung Bidang Mekanikal dan Elektrikal dengan jumlah 23 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com