Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gebrak Meja Lagi, Ahok Marahi Dinas Kebersihan

Kompas.com - 08/05/2014, 18:01 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali menggebrak meja saat memimpin rapat. Kali ini, Dinas Kebersihan DKI Jakarta bersama operator sampah yang menjadi sasaran amarahnya.

Rapat itu beragendakan evaluasi kontrak Dinas Kebersihan dan Usulan Kontrak Berbasis Kinerja.
Awalnya, ‎Basuki mempertanyakan jumlah pegawai harian lepas (PHL) yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan DKI.

Basuki mengatakan, berdasarkan data di Inspektorat, saat ini ada 3.000 PHL DKI. Namun, hingga kini, ia tidak pernah mendapat data pegawai jelas oleh Dinas Kebersihan DKI.

Saat pertama menjadi wakil gubernur, kata dia, pihak Dinas Kebersihan melaporkan bahwa di DKI  terdapat 2500 PHL. Kemudian, angka itu terus berubah hingga ia telah menjabat sebagai wagub selama kurang lebih 1,5 tahun.

"Loh kok tiba-tiba sudah ditotal ada 10.721 PHL yang sudah dibuatkan rekening banknya, tapi ternyata masih ada nama PHL yang tercecer. Saya tanya, jawabnya tidak jelas," kata Basuki dengan nada yang semakin tinggi, Kamis (8/5/2014).

Raut muka Basuki tampak semakin memerah mengetahui ‎ketidakjelasan data Dinas Kebersihan DKI. Kepala Dinas Kebersihan DKI Saptastri Ediningtyas pun hanya mengangguk dan menunduk saat Basuki meluapkan emosinya.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku bingung karena dengan banyaknya PHL kebersihan yang dimiliki DKI, masih banyak sampah tercecer di Jakarta. Seharusnya, dengan sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi, dia sudah tidak lagi menerima keluhan warga melalui telepon genggamnya terkait sampah yang tercecer.

Bahkan, Basuki mengatakan kepada Kadis Kebersihan yang berada disampingnya untuk bertanggung jawab jika Jakarta masih berceceran sampah.

Ia menugaskan beberapa pejabat Dinas Kebersihan yang mengikuti rapat tersebut untuk berkoordinasi dan membagi tanggung jawab di setiap wilayah. Basuki menugaskan, Dinas Kebersihan mengumpulkan kontak PHL yang ada. Sehingga, nantinya PHL itu akan bertanggung jawab pada sampah yang berserakan di setiap jalan.

Dia juga meminta Dinas Kebersihan DKI untuk mendata jam-jam PHL mengumpulkan sampah dan lokasi PHL membuang sampah. "Saya minta tolong Bapak-Ibu hitung dan data tiap wilayah, saya rekam ini di Youtube," kata Basuki.

Kemudian Basuki pun menengok ke Tyas (sapaan akrab Kadis Kebersihan) yang berada di samping kirinya. "Saya tanya Bu, 10.721 PHL ini cukup untuk mengurusi sampah Jakarta enggak?" tanya Basuki.

"Kalau hitungannya...," jawab Tyas terbata-bata.

Namun sebelum Tyas menyelesaikan kalimatnya, Basuki sudah menggebrak meja. "Ibu kalau bilang enggak cukup, ya kita tambah pegawainya. Kalau cukup ya saya tulis. Saya muak kalau begini hitungannya," kata Basuki kesal dengan suara yang meninggi dan rahangnya yang mengeras.

Tukang lapor sampah

Basuki mengaku dia merasa dikerjai lagi oleh anak-anak buahnya. Sebelumnya, ia juga merasa diakali oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah DKI Wiriyatmoko.

"Saya dikerjain lagi ini, kalau kayak begini, saya penjarakan saja semuanya ke Kejaksaan. Gila aja, Wagub jadi tukang laporan sampah. Tolong deh hitung dan data mereka kerja dimana saja, tugasnya di jalan mana, kasih saya semuanya," kata Basuki seraya menunjuk pejabat Dinas Kebersihan yang ada di samping kanannya.

Beberapa pejabat Dinas Kebersihan yang turut menghadiri rapat tersebut adalah Kepala Bidang Pengendalian Kebersihan Made Indrayasa, Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan Engkos Kosasih, dan lainnya. Serta pihak swasta, Direktur PT Samhana Indah Jack Monang Napitupulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com