Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nonton Berita Emon, Bocah Mengaku Jadi Korban Pencabulan

Kompas.com - 09/05/2014, 17:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Dua bocah kakak beradik AB (5) dan AS (7) diduga telah dicabuli A, remaja berusia 13 tahun, di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kasus itu dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Metro Jakarta Timur, Jumat (9/5/2014).

Nik (40), tetangga korban, mengatakan, terungkapnya kasus ini berawal ketika AB menonton tayangan televisi tentang kasus Emon, pelaku kejahatan seksual di Sukabumi, Jawa Barat. Bocah laki-laki itu meminta penjelasan kepada ibunya, Ny (35), tentang apa yang ditontonnya itu.

Ny kemudian menjelaskan kepada putranya itu. Alangkah terkejutnya sang ibu ketika AB mengaku pernah mendapat perlakuan serupa dari A.

"Dengar itu, ibunya sampai keringat dingin, antara percaya dan khawatir. Akhirnya dengan pelan-pelan menanyakan ke anaknya," kata Nik, yang mendampingi Ny, melapor di SPK Polres Metro Jakarta Timur, Jumat sore.

Kepada sang ibu, kedua bocah laki-laki dan perempuan itu menceritakan apa yang mereka alami. AB dan AS mengaku, A melakukan perbuatannya di sebuah bedeng dan area parkir kosong di pul bus tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Nik menuturkan, awalnya A dengan AB dan AS ke warnet untuk melihat gambar porno di internet. Setelah itu baru A mencabuli korbannya.

Nik mengatakan, Ny sempat menceritakan kasus yang dialami AB dan AS kepada para tetangga. Setelah diselidiki para orangtua, korbannya tidak hanya dua bocah tersebut.

"Ada sembilan, delapannya laki-laki, yang satunya perempuan, termasuk yang dua ini. Tapi yang baru lapor kakak adik ini," ujarnya.

Kini, kasus kedua bocah itu tengah ditangani petugas Polres Metro Jakarta Timur. Kepala Urusan Humas Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Etty Wiyandari mengatakan, pihaknya tengah mendampingi keluarga korban untuk melakukan visum ke RSCM. "Korban langsung visum. (Kasus) sedang kami dalami," ujar Etty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com