Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelebaran Kali Sunter, 200 Makam di TPU Kampung Bayur Dibongkar

Kompas.com - 16/05/2014, 13:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pelebaran Kali Sunter di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, berdampak pada ratusan makam yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Bayur. Sebagian makam di sana dibongkar untuk dipindah.

Pelebaran dilakukan karena kawasan tersebut kerap dilanda banjir dan bagian dari program normalisasi Kali Sunter.

Pantauan Kompas.com, Jumat (16/5/2014), petugas makam membongkar makam lama di lahan TPU yang berlokasi di RT 09 RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur itu. Makam lama yang digali kembali lalu dipindah masih dalam satu lokasi.

Pemindahan dilakukan di sisa lahan yang tidak terkena dampak pelebaran. Lahan yang terkena dampak proyek pelebaran kali ini, memang terlihat menjorok menutupi separuh Kali Sunter. Daerah tersebut sering mengalami banjir.

Panjang lahan yang akan terkena proyek pelebaran tersebut sekitar 150 meter pada bibir Kali Sunter, dengan lebar 15-20 meter ke bagian dalam makam. Total ada sekitar 3.000 meter persegi lahan makam, yang terkena dampak pelebaran.

Spanduk pemberitahuan bagi keluarga ahli waris, dipasang di sekitar makam. Spanduk tersebut bertuliskan "Kepala Keluarga (Ahli Waris) Alm/h yang terkena proyek normalisasi Kali Sunter segera menghubungi pengurus makam setempat untuk di data demi kelancaran bersama. Atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih".

Pengurus makam, Saroji (50) mengatakan, sosialisasi kepada keluarga ahli waris sudah dilakukan sejak dua bulan lalu. Sejauh ini, para keluarga ahli waris, menerima salah satu program Pemerintah DKI Jakarta tersebut.

"Keluarga ahli waris menerima semua. Karena ini juga untuk kepentingan bersama menghindari banjir. Dan juga, yang dimakamin di sini itu keluarganya warga sini," kata Saroji, saat ditemui di TPU tersebut, Jumat siang.

Makam lama digali, kata Saroji, ada yang dipindahkan menjadi satu makam. Hal ini dilakukan karena lahan TPU semakin menyempit. Namun, langkah tersebut hanya untuk makam yang masih satu keluarga. Itupun berdasarkan persetujuan dengan keluarga ahli waris.

"Yang lain mungkin satu atau dua ada yang pindah keluar. Tapi sekarang belum ada," ujar Saroji.

Ia mengakui, TPU milik keluarganya selama lima generasi itu semakin menyempit. Salah satunya akibat proyek pembuatan tol seberang makam pada tahun 1984.

Lahan pemakaman itu, lanjutnya, diwakafkan keluarganya untuk tempat pemakaman. Pengelolaannya pun, lanjut Saroji, berada di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Dengan pelebaran Kali Sunter tersebut, pihaknya tidak meminta ganti rugi pembayaran. Dia akan mengajukan permintaan ganti lahan baru kepada Pemprov DKI, yang masih pada kawasan tersebut.

"Saya tidak meminta ganti rugi uang. Yang saya minta lahan pengganti. Lagi diajuin ke instansi terkait, mungkin PT Brantas yang mengurus ke sana Gubernur (DKI). Supaya lahan makam jangan habis," ujar Saroji.

Adapun proyek tersebut, lanjutnya, akan di kerjakan oleh PT Brantas selaku kontraktor. Pengerjaan dimulai sejak Rabu (14/5/2014), dan kan berakhir sepuluh hari ke depan. "Untuk pemindahan makamnya, kurang lebih ada 200 makam," tutup Saroji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com