Dari seluruh dana itu, baru 2,53 persen yang terserap atau sekitar Rp 10 miliar. Anggaran itu juga terpakai untuk unit darurat.
”Anggaran belum terpakai lewat jalur lelang. Anggaran yang terpakai itu untuk keadaan darurat. Anggaran dipakai untuk pengerukan tiga waduk dan honor pekerja,” ujar Santo.
Menurut Santo, mekanisme baru sistem lelang saat ini terpusat di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa. Banyak pengerjaan yang terhambat akibat sistem lelang yang menyulitkan. Hal serupa terjadi di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
Sistem ini berbeda dengan sebelumnya di mana lelang dapat digelar di setiap Suku Dinas PU Tata Air sehingga dapat menghemat energi dan waktu. Saat ini, dari 41 paket yang didaftarkan Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat ke ULP, baru lima paket lelang yang disetujui.
”Masih ada proses lain, pasti akan lama lagi,” katanya.
Hujan yang belakangan mulai sering terjadi menambah parah kerusakan jalan. Menurut Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Juaeni Yusuf, dengan curah hujan yang terus turun, jumlah jalan berlubang dan rusak di Jakarta bisa dipastikan semakin banyak. Meski demikian, pihaknya terus berusaha untuk memperbaiki dan menutup lubang yang ditemukan. (WIN/A10/PIN/NDY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.