"Iya, tapi itu ada yang punya kan? Nama dan nomornya mana? Pasti ada," ujar Sarjoni.
"Saya enggak ada nomornya," jawab Teguh.
Ishom menegaskan, jika Teguh masih menjual tahu formalin, pihaknya akan memberi surat peringatan pertama.
Jajaran Sudin pun melanjutkan perjalanan menyusuri pasar dan berhenti kembali di penjual tahu. Kali ini, tahu milik Mustakin dilakukan uji formalin.
Sudin Pertanian dan Peternakan serta Balai POM bertugas memeriksa sampel dari tumpukan tahu di pasar tersebut. Hasil dari pemeriksaan pun menyatakan tahu tersebut berformalin.
Mustakim yang tak mengetahui hal itu membiarkan pegawai negeri sipil itu mengumpulkan tahu yang diakuinya didapat dari Pondok Gede.
"Itu semua sisa tahu. Nanti mau dibalikin ke sana (Pondok Gede) lagi. Di sini sistemnya konsinasi alias titip jual," ujar Mustakim kepada Kompas.com.
Mustakim yang berjualan bersama istri pun mengaku tak mengetahui siapa orang yang mengirimkan tahu. Ia mengatakan setiap hari hanya memesan tahu melalui saluran telepon dan diantar oleh sopir.
Dalam sehari, Mustakim mengambil satu bak tahu atau sebanyak 80-100 potong tahu per baknya dengan harga jual Rp 2.500.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.