Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Tahu Berformalin Marak Lagi di Jakarta!

Kompas.com - 21/07/2014, 14:58 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pedagang tahu, Teguh, di Pasar Petojo Ilir, Gambir, Jakarta Pusat, enggan memberikan tahu yang akan dites formalin oleh Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Jakarta Pusat. Ia mengaku bahwa tahu yang dijualnya telah banyak dibeli konsumen.

"Ini sudah banyak dibeli, Pak. Tidak usah," kata Teguh kepada pejabat Sudin Peternakan dan Pertanian Jakarta Pusat di lantai dasar Pasar Petojo Ilir, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2014).

Mendengar pernyataan itu, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Pertanian dan Peternakan Jakarta Pusat Sarjoni langsung meminta tahu sisa jualan Teguh. Kasudin Pertanian dan Peternakan Jakarta Pusat M Ishom Setiawan memerintahkan Teguh memberikan tahu itu kepada Sarjoni.

"Keluarkan saja, daripada kamu yang ditangkap," kata Ishom.

Teguh akhirnya pasrah dan mengeluarkan lima potong tahu. Dia mengaku pada hari ini penjualan tahunya cukup laku. "Ini hanya sisa lima. Tadi sudah dibeli semua," ucap Teguh lagi.

Lalu, Sarjoni mengecek tahu dengan mengambil air rendaman tahu dan memasukkannya ke dalam tabung laboratorium bening dan meneteskan cairan kimia 10 kali tetes. Seusai mencampurkannya, Sarjoni mengambil kertas penguji dan mengecek kadar formalin. 

Hasilnya, kertas penguji berwarna ungu pekat dan kadar warna melebihi 200 pm. Hal itu menunjukkan terdapat bahan berbahaya yang terkandung di air tersebut.

"Kalau di atas 200 ppm itu melebih batas normal. Sekali makan itu bikin pecah usus. Bisa rontok," ujar Sarjoni.

Kemudian, Sarjoni menyuruh Teguh menginjak tahu formalin tersebut. Dia diminta menginjak lima tahu sisa langsung di depan pejabat Sudin Pertanian dan Peternakan Jakarta Pusat serta pedagang lain.

"Jadi, dari mana kamu dapat ini?" tanya Ishom.

"Saya dikirim dari Sumur Batu," jawab Teguh.

Setiap hari, Teguh mengaku memasok 50 tahu putih dengan ukuran persegi tersebut di Pasar Petojo Ilir, Jakarta Pusat.

Teguh tak bisa berkelit saat dinyatakan tahu yang dijualnya berformalin. Namun, ia mengaku tidak tahu nomor pemasoknya tersebut ketika diminta oleh Sarjoni.

"Yang ngirim namanya siapa?" tanya Sarjoni.  

"Saya dapat dari Sumur Batu," jawab Teguh.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bakal Buru 'Influencer' yang Promosikan Situs Judi Online

Polisi Bakal Buru "Influencer" yang Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kekesalan 'Driver' Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Kekesalan "Driver" Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Megapolitan
Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Megapolitan
Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Megapolitan
Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Megapolitan
Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Megapolitan
PKS Prioritaskan Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Bogor 2024

PKS Prioritaskan Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Marketing Klaim hanya 20 Persen Rumah di Villa Kencana Cikarang yang Tak Berpenghuni

Marketing Klaim hanya 20 Persen Rumah di Villa Kencana Cikarang yang Tak Berpenghuni

Megapolitan
Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda Belum Dilaporkan, Warga: Aneh Belum Terungkap Juga

Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda Belum Dilaporkan, Warga: Aneh Belum Terungkap Juga

Megapolitan
Pegawai RSUD Koja Demo Imbas Pemotongan Gaji, Dinkes DKI Bakal Mediasi

Pegawai RSUD Koja Demo Imbas Pemotongan Gaji, Dinkes DKI Bakal Mediasi

Megapolitan
Pedagang Keluhkan Harga Kios di Pasar Jambu Dua Bogor Kemahalan

Pedagang Keluhkan Harga Kios di Pasar Jambu Dua Bogor Kemahalan

Megapolitan
Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Rumah Subsidi Terbengkalai Imbas Pandemi Covid-19

Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Rumah Subsidi Terbengkalai Imbas Pandemi Covid-19

Megapolitan
Buruh Turun ke Jalan, Tuntut Presiden dan Menteri Selamatkan Industri Tekstil Dalam Negeri

Buruh Turun ke Jalan, Tuntut Presiden dan Menteri Selamatkan Industri Tekstil Dalam Negeri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com