KABUPATEN BEKASI, KOMPAS.com - Koordinator marketing Villa Kencana Cikarang, Riko Mario menjelaskan soal rumah subsidi di Cikarang itu yang disebut terbengkalai dan tidak dihuni.
Kata dia, kondisi itu hanya terjadi di 20 persen hunian rumah subsidi yang dibangun oleh pihaknya.
“Nah, itu yang 20 persen itu sebenarnya di Blok J sama I. Karena waktu itu kan pas peresmian Pak Jokowi, tahap tiga itu (Blok I dan J), pembangunan kurang lebih hampir 3.000 unit,” ungkap Riko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/6/2024).
Ada hampir 9.000 unit rumah subsidi yang dibangun dan telah ludes terjual.
Dari angka tersebut, Riko mengungkapkan setidaknya 80 persen sudah ditempati oleh pemilik.
Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2017, kata dia, tidak sedikit warga dari Jakarta yang memesan unit di dua blok itu.
Sebagian besar pemilik hunian di Blok I dan J pun melakukan akad atau serah terima kunci pada 2018 dan 2019.
Kendati demikian, Riko tidak menampik bahwa pengembangan menemukan kendala mengenai pemilik yang tidak menempati hunian.
Berbagai alasan disampaikan pemilik rumah yang belum pindah ke Villa Kencana Indah. Salah satunya karena proses renovasi terhambat pandemi Covid-19.
Baca juga: Kualitas Bangunan dan Lokasi Jauh Jadi Penyebab Rumah Subsidi di Cikarang Kosong Terbengkalai
“Pas mau tempati, namanya konsumen, biasanya mengumpulkan uang dulu buat renovasi, buat septic tank, air. Nah, berbenturan pas waktu itu, 2020 Covid-19, pas konsumen pada mau pindah. Covid-19 itu kan hampir 3 tahun, jadi terbengkalai,” ungkap Riko.
Dia memastikan pembangunan rumah subsidi tahap satu dan dua Villa Kencana Cikarang sangatlah rapi.
Namun, pindah ke rumah subsidi tidak bisa disamakan dengan kompleks komersial lain. Biasanya, pemilik rumah harus melakukan renovasi lagi sebelum menempatinya.
Karena renovasi tertunda dan pemilik tak menempatinya, rumah pun akan menjadi cepat rusak.
“Rumah subsidi ini kan ibaratnya, namanya pembangunan cepat, ini ya kan, harus buru-buru ditempati. Kebetulan, beberapa bulan enggak ditempati, jadi keramiknya pada melembung,” kata Riko.
“Ya bagaimana tidak hancur? Namanya rumah kalau tidak ditempati, makin lama makin hancur. Jangankan rumah subsidi, rumah yang bagus saja, kalau enggak ditempati, lama-lama terbengkalai,” pungkas dia.