Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Marketing Villa Kencana Cikarang soal Rumah Subsidi Terbengkalai dan Tak Dihuni

Kompas.com - 27/06/2024, 11:39 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


KABUPATEN BEKASI, KOMPAS.com - Koordinator marketing Villa Kencana Cikarang, Riko Mario menjelaskan soal rumah subsidi di Cikarang itu yang disebut terbengkalai dan tidak dihuni. 

Kata dia, kondisi itu hanya terjadi di 20 persen hunian rumah subsidi yang dibangun oleh pihaknya.

“Nah, itu yang 20 persen itu sebenarnya di Blok J sama I. Karena waktu itu kan pas peresmian Pak Jokowi, tahap tiga itu (Blok I dan J), pembangunan kurang lebih hampir 3.000 unit,” ungkap Riko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/6/2024).

Ada hampir 9.000 unit rumah subsidi yang dibangun dan telah ludes terjual.

Dari angka tersebut, Riko mengungkapkan setidaknya 80 persen sudah ditempati oleh pemilik.

Baca juga: Rumah Subsidi Pemerintah di Cikarang Dijarah, Pengamat: Bank dan Pemilik Tidak Peduli dengan Nilai Bangunan

Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2017, kata dia, tidak sedikit warga dari Jakarta yang memesan unit di dua blok itu.

Sebagian besar pemilik hunian di Blok I dan J pun melakukan akad atau serah terima kunci pada 2018 dan 2019.

Alasan tak dihuni

Kendati demikian, Riko tidak menampik bahwa pengembangan menemukan kendala mengenai pemilik yang tidak menempati hunian.

Berbagai alasan disampaikan pemilik rumah yang belum pindah ke Villa Kencana Indah. Salah satunya karena proses renovasi terhambat pandemi Covid-19.

Baca juga: Kualitas Bangunan dan Lokasi Jauh Jadi Penyebab Rumah Subsidi di Cikarang Kosong Terbengkalai

“Pas mau tempati, namanya konsumen, biasanya mengumpulkan uang dulu buat renovasi, buat septic tank, air. Nah, berbenturan pas waktu itu, 2020 Covid-19, pas konsumen pada mau pindah. Covid-19 itu kan hampir 3 tahun, jadi terbengkalai,” ungkap Riko.

Tak dihuni, rumah pun hancur

Dia memastikan pembangunan rumah subsidi tahap satu dan dua Villa Kencana Cikarang sangatlah rapi.

Namun, pindah ke rumah subsidi tidak bisa disamakan dengan kompleks komersial lain. Biasanya, pemilik rumah harus melakukan renovasi lagi sebelum menempatinya. 

Karena renovasi tertunda dan pemilik tak menempatinya, rumah pun akan menjadi cepat rusak. 

“Rumah subsidi ini kan ibaratnya, namanya pembangunan cepat, ini ya kan, harus buru-buru ditempati. Kebetulan, beberapa bulan enggak ditempati, jadi keramiknya pada melembung,” kata Riko.

Baca juga: Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

“Ya bagaimana tidak hancur? Namanya rumah kalau tidak ditempati, makin lama makin hancur. Jangankan rumah subsidi, rumah yang bagus saja, kalau enggak ditempati, lama-lama terbengkalai,” pungkas dia.

Meski demikian, Riko meyakini bahwa seluruh unit di Villa Kencana Cikarang sudah terjual dan area sudah ramai dengan banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sepanjang Jalan Raya Tarumanegara.

Riko tidak menampik terjadi pembangunan perumahan yang sangat cepat pada tahap tiga akibat pemesanan usai diresmikan Joko Widodo.

Katanya, pembangunan tahap tiga Villa Kencana Cikarang ini berlangsung mulai Juni 2017 hingga Agustus 2017 berupa sekitar 3.000 unit rumah subsidi.

Baca juga: Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Sudah ingatkan pemilik rumah

Sebagai marketing, Riko mengaku, pihaknya telah berupaya mengimbau pemilik untuk menempati hunian.

Setidaknya ditengok sekadar satu bulan sekali untuk dibersihkan.

“Kadang pada enggak sempat semua, masih sibuk di Jakarta. Makanya yang terbengkalai itu yang di tahap tiga, blok J dan I, karena nasabah ngeyel untuk merapikan rumahnya,” tutur dia.

“Ibaratnya dibersihkan, biar kelihatan layak. Namanya rumah kalau enggak dirapikan, ya lama-lama kan hancur,” lanjut dia.

Diberitakan sebelumnya, Kompleks perumahan subsidi di Cikarang, Jawa Barat, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2017, kini kondisinya memprihatinkan.

Perumahan yang bernama Villa Kencana Cikarang itu tampak seperti kota mati lantaran banyak rumah yang terbengkalai dan tak berpenghuni.

Villa Kencana Cikarang mempunyai segudang permasalahan pada kondisi bangunan rumah maupun lingkungan di sekitarnya.

Seorang warga bernama Joko (47) menduga rumah subsidi yang mereka beli ini banyak tidak tepat sasaran.

"Ini mungkin salah sasaran juga. Misal udah punya rumah, keuangannya bagus, invest kan di sini. Kemungkinan pasti ada," ujar Joko kepada Kompas.com, Rabu (19/6/2024).

Joko kemudian menunjuk sebuah rumah dengan bangunan yang berbeda dari unit lainnya.

Bangunan yang masih dalam tahap renovasi tersebut lebih kokoh dengan tiang penyangga yang lebih besar dari tipe rumah 25/60 milik Joko.

Sebagai Ketua RT 02/RW 11 Desa Karangsentosa, Joko juga mengetahui bahwa ada beberapa unit yang dimiliki oleh tentara dan polisi. Akan tetapi, mereka tidak bertugas di sekitar perumahan tersebut.

"Polisi ada, TNI juga ada. Tapi mereka enggak tugas di sini, tugas di luar," tambah Joko.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com pada 2017, rumah subsidi ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 Mei 2017.

Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ini merupakan karya PT Arrayan Bekasi Development (SPS Group).

Menempati lahan seluas 105 hektar, rumah yang dibangun sebanyak 8.749 unit ini mempunyai tipe per unit 25/60. Pembangunan Villa Kencana Cikarang dimulai sejak 2016.

Untuk akses KPR subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), masyarakat mendapat bunga acuan 5 persen dengan masa tenor 20 tahun.

Melalui FLPP, masyarakat hanya membayar uang muka atau down payment (DP) 1 persen, yakni Rp 1,41 juta dan cicilan sekitar Rp 800.000 per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Megapolitan
Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Megapolitan
Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Megapolitan
Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Megapolitan
Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Megapolitan
2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi 'Online' dan Video Asusila

2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi "Online" dan Video Asusila

Megapolitan
Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Megapolitan
Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Megapolitan
Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Megapolitan
Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Megapolitan
Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Istri yang Dibakar Suaminya di Cipondoh Tangerang Alami Luka Bakar 27 Persen

Megapolitan
Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok 'Debt Collector' Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Malangnya Pegawai Warung Mi Ayam di Tangerang, Dikeroyok "Debt Collector" Usai Bantu Pengendara Pertahankan Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com