Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Vs FPI, dan Unjuk Rasa Berkepanjangan

Kompas.com - 10/10/2014, 07:23 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan unjuk rasa Front Pembela Islam terhadap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama belum berakhir. Meski sejumlah anggotanya ditangkapi dalam demo rusuh Jumat pekan lalu, FPI tetap ngotot menyuarakan suaranya: menolak Ahok jadi Gubernur.

Mereka akan terus menggempur gedung DRPD dan Balaikota DKI dengan aksi massa. FPI sudah menyiapkan aksi lain setelah dua pilarnya, Novel Bamu'min dan Shahab Anggawi ditahan Polda. Seruan telah disebar melalui pesan broadcast BlackBerry Messenger (BBM).

Dewan Pengurus Pusat Mujahidah Pembela Islam (DPP MPI), salah satu organisasi sayap FPI mengajak para anggotanya, termasuk para wanita untuk beraksi damai di DPRD DKI Jakarta pada Jumat (10/10/2014).

"Untuk yang tercinta segenap wanita Muslimah. Ayo bersama Syarifah Fadhlun binti Yahya (Istri Imam Besar FPI) ikut Aksi Damai FPI-FUI dan dialog dengan pimpinan DPRD DKI Jakarta untuk lengserkan Ahok," demikian bunyi pesan yang dikirim Ketua FPI Depok Habib Idrus Al Gadri, Kamis (9/10/2014).

Artinya, petugas keamanan harus kembali bekerja ekstra untuk menjamin hal tak diinginkan terjadi. Dan warga Jakarta pun harus mawas diri, setidaknya menghindari kawasan Kebon Sirih, tempat dewan berkantor.

Dalam demonstrasi yang berakhir rusuh pada Jumat (3/10/2014), 16 polisi terluka, termasuk Kepala Polsek Gambir Ajun Komisaris Besar Polisi Putu Putera Sadana. [Baca: Foto Kapolsek Gambir Seusai Dilempari Batu oleh Massa Penolak Ahok]

Empat personel polisi harus menjalani perawatan di RS Kramat Jati. Jalan depan DPRD sempat lumpuh akibat lemparan batu dan petasan para pengunjuk rasa. Siapapun berharap tidak ada lagi jatuh korban.

Didukung dewan

Gerakan FPI ini sejurus dengan kepentingan dewan dari partai Koalisi Merah Putih. Sebut saja Gerindra. Bahkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra DKI Jakarta M Taufik memandang aksi FPI berujung ricuh ini terjadi karena kesalahan Ahok. Dia menganggap Ahok yang kerap berbicara lantang telah menyulut kemarahan FPI. [Baca: Aksi Unjuk Rasa Ricuh, Gerindra Bela FPI dan Salahkan Ahok]

Dalam aksi Jumat petang lalu itu legislator ramai-ramai menonton. Triwisaksana dari PKS, Maman Firmansyah (PPP), dan Fajar Siddiq (Partai Gerindra) memantau dari kejauhan aksi saling serang antara kepolisian dan massa FPI. Air muka wajah mereka tidak menunjukkan kekhawatiran. Hanya Guntur, dari Hanura yang tampak resah karena kaca mobil Vellfire-nya rusak dan pecah akibat lemparan batu FPI.

Sebulan belakangan ini FPI memang rajin mendemo Ahok. Pernah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana hadir dan memberikan orasi. Lulung berjanji DPRD DKI akan menampung aspirasi.

Anggota dewan dari Fraksi Gerindra, Fajar Siddiq, mengakui selama ini unjuk rasa yang dilakukan oleh FPI selalu berkoordinasi dengan partainya. Namun, dia menyatakan demo yang berakhir ricuh kemarin tidak ada koordinasi sama sekali.

Adik almarhum Ustaz Jefri Al-Buchori ini menduga ada provokator yang sengaja agar aksi unjuk rasa berlangsung rusuh. Tujuannya, yakni menyudutkan umat Islam.

Dibubarkan

Sepak terjang FPI ini telah membuat Ahok gerah. Dia setuju terhadap wacana pembubaran FPI. Menurut Ahok, semua ormas pelanggar konstitusi harus dibubarkan.

Seharusnya, lanjut dia, Kementerian Dalam Negeri dapat membekukan izin FPI jika telah terbukti bertindak anarkistis. [Baca: Ahok: Ormas Anarkis dan Mau Ubah Konstitusi Harus Hilang dari NKRI]

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com