Menurut keduanya, Aca adalah anak yang baik dan disayang keluarga. "Neneknya masih terus menangis. Kita juga masih menangis kalau ingat Aca," ujar Diana kepada Kompas.com, Selasa (11/11/2014).
"Bahkan masih histeris neneknya (Aca)," sahut Arif.
Diana mengatakan, seluruh anggota keluarga dilanda kangen bertemu Aca. Sebab, keluarga kecilnya itu selalu menyempatkan diri untuk bersama. Menurut Diana, Aca merupakan anak pertama dan cucu pertama di keluarganya. Dia juga dianggap sebagai harapan keluarga.
"Kami biasa berempat. Saya, ibunya, dia (Aca) dan adiknya. Dia orangnya ngangengin," kata Arif.
Di mata Diana, Aca merupakan sosok anak yang pandai dan penurut. Aca juga tidak pernah menyulitkan keluarga. Diana mengungkapkan, siswa pecinta alam itu memang menyukai kegiatan di alam lepas. Bahkan, saat duduk di bangku SMP, Aca mengikuti ekstrakurikuler sains yang tak jauh dari unsur alam.
Kini sosok Aca kini hanya tinggal kenangan. Sang ayah pun melontarkan kepergian Aca masih menyisakan bekas di anak bungsunya. Adik Aca, kata Arif, menjalin kedekatan erat sebagai kakak-adik. Aca pun sering bermain komputer dan mengajarkan ilmu komputer kepada adiknya yang saat ini duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar.
"Saat dia (Aca) ikut pecinta alam pas kejadian, adiknya yang rajin hitungin Aca pulang. Itu 4 hari. Dari hari pertama ia hitung terus. 'Tiga hari lagi Aa pulang'," kata Arif menirukan perkataan sang Aca pada hari pertama Aca mengikuti kegiatan Sabhawana di kawasan Tangkubanparahu itu.
Kedekatan Aca dengan sang adik terjadi pula di malam ketiga kepergian almarhum. Saat itu, lanjut Arif, adik Aca menutupi muka di balik bantal. Adik Aca mencoba menutupi tangisan itu dari sang ayah. Arif pun tak tinggal diam dan mendekati anaknya.
"Saya tahu dia nangis, saya akhirnya ajak ngomong baik-baik. Adiknya bilang 'pingin ketemu Aa'," tutur Arif. Setelah Aca meninggal, adiknya selalu meminta ditemani kemanapun melangkahkan kaki.
Meski begitu, keluarga kecil itu terus mengikhlaskan kepergian Aca. Mereka akan selalu mengenang Aca semasa hidup. Proses hukum terhadap kasus kematian anaknya itu juga terus dipantau keduanya. Mereka berkeras menghadiri setiap persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.