Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Disarankan Beli Angkutan Umum

Kompas.com - 19/11/2014, 19:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Unit Bus Kota DPD Organda DKI Jakarta, Azas Tigor Nainggolan, menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera membeli layanan angkutan umum dan menghapus sistem setoran.

Tigor menilai cara ini tepat untuk menghindari gejolak tarif terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, seperti yang saat ini terjadi.

Menurut Tigor, pembelian tarif bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan cara pembayaran per kilometer ataupun dengan cara sistem sewa. Bila hal tersebut bisa direalisasikan, Tigor yakin tak akan ada lagi gejolak kenaikan tarif setiap harga BBM dinaikan.

"Jangan selalu BBM naik kita bingung masalah tarif. Tapi tetap layanan harus bagus. Gimana caranya? Beli itu layanan angkutan umum. Mau BBM naik Rp 20.000, dijamin tidak akan ada persoalan karena pengguna membayar tetap," kata Tigor, di Kantor Dinas Perhubungan DKI, Rabu (19/11/2014).

Tigor juga menyarankan agar Pemprov DKI memberikan insentif dan subsidi kepada pengusaha angkutan umum. Subsidi dan insentif tersebut berupa pembebasan beberapa pajak, seperti pajak bea masuk, pajak kendaraan bermotor, pajak barang mewah, serta pembebasan biaya-biaya retribusi seperti retribusi uji kir, terminal, perpanjangan izin usaha dan izin trayek.

"Insentif buat operator sudah diatur sendiri. Jadi tidak mempengaruhi tarif. Makanya tadi ada juga insentif yang kita ajukan. Yang paling bisa cepat direalisasikan oleh Pemprov penghapusan biaya uji kir," jelas dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Muhammad Akbar mengaku akan mengkaji usulan tersebut. Menurut Akbar, ada kemungkinan Pemprov DKI akan memenuhi permintaan tersebut.

"Kelihatannya sih kita tidak akan keberatan ya karena pada dasarnya Pemprov DKI saat ini sudah mensubsidi angkutan umum, yaitu transjakarta. Jadi hanya tinggal menambah subsidi saja untuk angkutan non-busway dengan mekanisme yang berbeda," imbuh alumnus Leeds University, Inggris itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com