Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Heran Pengeruk Tanah Dipindahkan dari Lokasi Tenggelamnya Empat Anak

Kompas.com - 02/12/2014, 16:06 WIB
Desy Selviany

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Backhoe (pengeruk tanah) di lokasi tenggelamnya empat anak di proyek sodetan Kali Bedek, Kedoya, Jakarta Barat dipindahkan ke luar tempat kejadian, Selasa (2/12/2014). Menurut warga sekitar, alat berat tersebut dipindahkan oleh seorang pekerja proyek pada Senin malam. [Baca: Empat Bocah Tewas di Proyek Sodetan, Polisi Kejar Perusahaan Penggarap]

"Malam tadi sekitar pukul 19.00 saya lihat pekerja proyek memindahkannya ke belakang pagar (luar lokasi proyek)," kata Husin (42) salah satu warga yang tinggal di belakang lokasi proyek.

Warga lainnya, Gultom (45), mengatakan pengeruk tanah itu dipasang garis polisi ketika kejadian. "Saya juga heran, padahal backhoe-nya diberi gari polisi, kok bisa dipindahkan, setahu saya itu kan salah satu barang bukti," kata Gultom.

Empat anak yang tenggelam pada hari Minggu kemarin itu persis berenang di belakang alat berwarna oranye tersebut. Salah seorang warga pun sebelumnya sudah melarang anak-anak itu main di tempat itu. [Baca: Setelah 4 Anak Tenggelam, Proyek Normalisasi di Kali Bedek Terhenti]

"Waktu itu memang saya lihat, hari Minggu kan enggak ada pekerja, nah mereka nyemplung di samping backhoe, sudah saya larang karena bahaya, cuma yah namanya juga anak-anak," kata warga lain, Reihan (37).

Pantauan Kompas.com, backhoe itu kini berada di belakang pagar proyek yang terkunci. Tidak ada satupun pekerja proyek yang dapat diminta konfirmasi soal berpindahnya backhoe.

Lurah Kedoya Selatan, Nuraini Silviana juga tak tahu mengenai pindahnya lokasi backhoe. "Kalau pindahnya backhoe sendiri saya baru tahu dari mbak, karena kemarin saya lihat sih masih di tempat kejadian," kata Nuraini.

Seperti diberitakan sebelumnya, empat anak warga Kembang Kerep, Jakarta Barat, meninggal dunia saat berenang di sodetan Kali Bedek, Minggu (30/11/2014). Mereka tenggelam di kali yang berkedalaman sekitar tiga meter itu.

Keempat bocah itu adalah Yoga Ramadhan (12), Echa Saputra (15), Randi Patturahman (9), dan Adam (13). Para orangtua anak-anak tersebut mempersoalkan sodetan berpagar pembatas.

Pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, Minggu, proyek itu tak berpagar sama sekali. Setiap orang bisa keluar-masuk proyek begitu saja.

Sebagian warga setempat menyebut proyek itu sebagai pekerjaan pembuatan sodetan, sementara warga lain menyebutnya proyek pelebaran Kali Pesanggrahan. Tak ada papan nama perusahaan penggarap di lokasi tersebut. [Baca: "Cukup Anak Saya Aja yang Jadi Korban"]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com