Menyadarkan khalayak
Bagi Sam dan kawan-kawan, kegiatan itu penting untuk menyadarkan khalayak bahwa benteng moral tidak serta-merta bisa menyediakan solusi terhadap kemungkinan terinfeksi virus HIV.
Pasalnya, penularan virus mematikan itu bisa terjadi lewat beragam cara. Misalnya saja suami atau istri yang setia pada pasangannya, yang justru tertular penyakit itu lewat istri atau suaminya yang berganti-ganti pasangan.
Cara lain, termasuk kemungkinan lewat transfusi darah dan sebagainya, makin menambah lubang dalam upaya penanganan yang tidak bisa begitu saja diselesaikan melalui metode dan pendekatan moralitas. ”Masyarakat sudah saatnya tahu,” kata Sam.
Pendekatan moral yang selama ini cenderung dimafhumi sebagian khalayak, cenderung menyisakan stigma yang seolah-olah bersifat laten. Bahwa HIV/AIDS lekat dengan gaya hidup tertentu, yang tentu saja terkadang tidak terbukti berhubungan korelatif.
Untuk tahap awal, Sam mengatakan, pihaknya masih akan berfokus terlebih dahulu di Kota Bogor. Selanjutnya ia mungkin bakal merambah pula wilayah Kabupaten Bogor dan sekitarnya.
Penginformasian atau kampanye terkait isu tersebut dalam bentuknya yang lebih baik perlu terus diupayakan. Ini termasuk upaya kampanye ke sekolah-sekolah dalam rangka penyadaran sejak dini.
Ia menambahkan, pada 2015, pihaknya akan lebih fokus dalam mengampanyekan kesadaran umum tentang isu tersebut.
Di dalamnya berupa upaya pelibatan kelompok-kelompok masyarakat secara lebih luas, termasuk media.
Sam menilai bahwa upaya merangkul kelompok masyarakat secara lebih luas lagi itu penting menyusul keragaman masyarakat yang sebanding dengan keragaman metode pemulihan bagi para pencandu.
”Setiap orang itu unik. Tidak ada satu pun metode yang bisa diterapkan sama untuk pencandu lainnya,” sebut Sam. (Inki Rinaldi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.