Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kabar UMP DKI Direvisi, Ahok Tegaskan Tetap Rp 2,7 Juta

Kompas.com - 16/12/2014, 13:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beredar kabar ada revisi upah minimum provinsi (UMP) DKI 2015 dari Rp 2,7 juta menjadi Rp 2,8 juta setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, upah pekerja lajang dan pemula tetap di angka Rp 2,7 juta.

Basuki mengatakan, inflasi setelah kenaikan harga BBM menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sebesar 1,43 persen. Artinya, kenaikan tersebut tidak membawa dampak signifikan terhadap nilai UMP yang telah ditetapkan pada November 2014 lalu. Lagi pula, nilai prediksi inflasi tahun depan dan kenaikan harga BBM sudah dimasukkan ke dalam nilai UMP 2015.

"Kalau nambah 1,43 persen, bagaimana bisa jadi Rp 2,8 juta atau Rp 3 juta. Paling mentok juga Rp 2,73 juta saja," kata Basuki seusai rapat bersama Dewan Pengupahan, di Balaikota, Selasa (16/12/2014).

Menghadapi tuntutan buruh yang bersikeras meminta revisi UMP setelah kenaikan BBM, Basuki menjelaskan hal itu bisa diakali dengan meningkatkan nilai upah minimum sektoral provinsi (UMSP). Nilai UMSP, kata dia, biasanya nilainya lebih tinggi dari nilai UMP.

"Kalau minta Rp 2,8 juta enggak mungkin, Rp 3 juta juga tidak masuk akal, paling bagus saya bulatin angkanya jadi Rp 2,75 juta atau enggak (dinaikin) sama sekali," kata Basuki.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Priyono menegaskan UMP tetap di angka Rp 2,7 juta. Peraturan Gubernur (Pergub) perihal penetapan nilai UMP 2015 pun telah ditetapkan.

"Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi juga signifikan. Kami konsentrasi ke nilai UMSP yang selalu lebih tinggi nilainya dibanding UMP," kata Priyono.

Adapun nilai UMSP di Ibu Kota bervariatif sesuai dengan sektor atau bidang usaha. Besaran UMSP sekitar 5-10 persen di atas nilai UMP yang ditetapkan pemerintah setiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com