Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Dianggap Lemah Kelola Limbah

Kompas.com - 19/12/2014, 12:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta memaparkan hasil pemeriksaan terhadap kinerja pengeolaan air limbah domestik di DKI Jakarta. BPK DKI menyebutkan bahwa Pemprov DKI Jakarta lemah dalam mengelolah limbah sehingga mencemari sungai maupun teluk Jakarta.

"Pemerintahan daerah sangat lemah, dan tidak optimal dalam pengolaan limbah. Pengelolaan limbah juga tidak diatur dalam Perda, masih berupa pergub," kata Kepala Perwakilan (BPK) Provinsi DKI Jakarta Efdinal, dalam jumpa pers di Gedung BPK RI, Jalan MT Haryono, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/12/2014).

BPK DKI saat ini tengah menyoroti masalah lingkungan, melalui pemeriksaan kinerja dari instansi atau SKPD di DKI yang terkait dalam penanganan limbah.

SKPD yang diperiksa yakni Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD), Dinas Tata Ruang, Dinas Kebersihan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan, Dinas Pekerjaan Umum, dan PD Pengelolaan Air Limbah Jaya (PD PAL Jaya).

Hasilnya BPK DKI menyebutkan bahwa penanganan limbah di Jakarta oleh instansi tersebut masih buruk, di samping kesadaraan masyarakat yang lemah. "Kami temukan banyak kebocoran yang terjadi pada saat melakukan pemeriksaan. Beberapa instalasi pengelolaan limbah bocor," ujar Efdinal.

"Ada sungai 13 di DKI sudah mendekati ambang batas semua. Jadi pengelolaan limbah itu sangat lemah. Sangat tidak optimal sehingga pencemaran sungai sangat luar biasa karena diambang batas semua," ujar Efdinal.

Pencemaran itu pun, lanjutnya, baru dari limbah domestik, bukan limbah pabrik. Limbah domestik yang diperiksa BPK DKI dan telah mencemari 13 sungai yang melintas di ibu kota pertama berasal dari grey water atau air limbah buangan dari dapur, bekas cucian, dan mandi.

Kedua, pencemaran dari limbah black water, yakni air limbah buangan dari kotoran manusia. "Itu sebagai salah satu yang kita indikasikan pencemaran luar biasa di teluk Jakarta," ujar Efdinal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com