Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah Penyebab Tawuran di Manggarai Terus Berulang

Kompas.com - 25/12/2014, 19:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk kesekian kalinya, tawuran antar warga kembali terjadi di Jalan Tambak, Manggarai, Jakarta Selatan. Bentrokan terakhir terjadi pada Kamis (25/12/2014) sore.

Sosiolog Musni Umar menilai, selalu berulangnya kejadian tawuran antar warga di Jalan Tambak berakar dari berbagai permasalahan sosial yang dialami warga di kawasan tersebut, yang memang didominasi masyarakat kelas sosial menengah ke bawah. [Baca: Bentrokan Kembali Pecah di Manggarai, Polisi Tembakkan Gas Air Mata]

Musni melihat Jalan Tambak menjadi potret nyata mengenai kerasnya kehidupan masyarakat miskin kota. "Tawuran antar warga merupakan fenomena sosial masyarakat bawah yang banyak menghadapi masalah sosial ekonomi dan lingkungan seperti pengangguran, kemiskinan, tempat tinggal yang padat, dan kumuh. Jadi tawuran sejatinya merupakan bentuk dari protes sosial," kata Musni kepada Kompas.com.

Menurut Musni, ada tiga hal yang menjadi penyebab warga melakukan tawuran. Hal pertama adalah untuk melampiaskan kekesalan dan frustrasi akibat banyaknya persoalan hidup yang dihadapi. [Baca: Subuh Hari Natal, Warga Tambak dan Manggarai Tawuran]

Pada poin ini, kata Musni, warga merasa tidak ada yang mampu menolong mereka untuk keluar dari kesulitan. Kedua, lanjut dia, adalah untuk menarik perhatian pemerintah dan masyarakat supaya turun tangan menyelesaikan persoalan mereka.

Akan tetapi, bantuan pemerintah terkadang tidak pernah menyelesaikan akar masalah yang dihadapi rakyat bawah terutama pengangguran dan kemiskinan.

"Malangnya, mereka pada umumnya berpendidikan rendah, tidak memiliki kepakaran kerja serta kepakaran bisnis. Berbagai pelatihan sudah diberikan, tetapi hanya diberi kail, tidak diberi umpan, cara mengail, modal mengail dan tempat mengail. Pelatihan yang diberikan akhirnya sia-sia, dan membuat mereka semakin frustrasi dan kehilangan harapan," ucap Musni.

Penyebab terakhir yakni pengaruh minuman keras dan obat-obatan terlarang, yang dikonsumsi karena rasa frustasi. "Karena mereka stres dan frustrasi, maka pelariannya ke miras dan narkoba," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com