"Bajaj ini lebih unggul dari yang BBG. Kalau ini tiap hari dia cuma perlu men-charge dalam lima jam, sambil dia tidur. Setelah penuh, bisa jalan lima jam 120-150 km," ucap Christoforus di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Dalam kunjungannya ke Balai Kota, Christoforus membawa lima bajaj. Saat ini, jumlah bajaj yang telah diproduksi mencapai sekitar 500 unit. Kelima ratus bajaj tersebut akan langsung dioperasikan apabila Pemprov DKI telah memberikan izin.
Christoforus menjelaskan, apabila izin diberikan, jajarannya menawarkan kerja sama langsung dengan para sopir bajaj. "Tidak perlu ada bos bajaj. Sekarang itu ada yang satu orang punya 50 bajaj, kita tidak mau seperti itu. Kita maunya yang punya langsung tukang bajajnya, satu orang satu," kata dia. [Baca: Bajaj Listrik 6 Penumpang "Minta" Dukungan Pemprov DKI]
Tak hanya itu, Christoforus menjanjikan kemudahan suku cadang bagi para sopir, meliputi ban dan baterai. Ia yakin, skema tersebut bisa meningkatkan taraf hidup para sopir bajaj.
"Tukang bajaj cuma bawa. Kalau baterai (atau) ban rusak, semua kita yang tanggung. Tiap hari mereka cuma perlu setor Rp 75.000. Nanti dalam dua tahun akan jadi punya dia," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.