Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penurunan Tarif, Pengemudi Angkot Tak Keberatan

Kompas.com - 06/01/2015, 19:15 WIB
BEKASI, KOMPAS.com — Para pengemudi angkutan kota Bekasi menyatakan tidak keberatan atas kebijakan penurunan tarif Rp 500 yang disepakati Pemerintah Kota Bekasi dengan pihak Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Kota Bekasi. Adapun warga menyambut positif keputusan itu.

Sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah Kota Bekasi dan Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Kota Bekasi pada Senin (5/1), tarif angkutan kota di Bekasi diturunkan Rp 500 untuk seluruh trayek menyusul penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar. Kesepakatan itu tertuang dalam surat edaran yang akan dikirimkan ke seluruh pengusaha angkutan pada Selasa ini.

Menurut Dayat (60), pengemudi angkutan kota K05A jurusan Terminal Bekasi-Perumahan Galaxy, yang terpenting adalah surat edaran dari Organda yang dijadikan dasar bagi pengemudi untuk pemberlakuan tarif dengan jarak tertentu.

”Kalau sudah keluar surat edaran dari Organda, sopir menagih uang ke penumpang ada dasarnya. Daripada seperti sekarang, tarifnya belum turun tapi penumpangnya sendiri bayarnya sudah dikurangi. Kalau kita tagih, mereka bilangnya harga BBM turun, kan sopir enggak bisa apa- apa,” tutur Dayat, saat ditemui di Perumahan Galaxy Bekasi, Selasa (6/1).

Namun, hingga Selasa, Dayat dan sejumlah sopir K05A belum menerima surat edaran mengenai perubahan tarif dari Organda. Untuk itu, para pengemudi belum menurunkan tarif Rp 500. Untuk rute Terminal Bekasi-Perumahan Galaxy atau sebaliknya, misalnya, sopir masih mematok tarif Rp 7.500.

Teguh Prayitno (49), sopir G5 jurusan Pondok Gede-Curug, juga tidak keberatan dengan penurunan tarif Rp 500. Sopir hanya butuh kepastian dengan penerbitan surat edaran. ”Kalau nanti ada penumpang yang bayarnya kurang nagihnya juga enak,” ucap Teguh.

Bagi Teguh, penurunan tarif justru menunjukkan sikap sportif pengusaha yang sebelumnya menaikkan tarif saat harga BBM naik. Teguh meyakini, pendapatan sopir juga tidak akan banyak berubah meskipun tarif diturunkan.

Sementara itu, kalangan warga Kota Bogor menanggapi beragam penurunan tarif angkutan kota atau mikrolet senilai Rp 500 sejak Senin (5/1). Muhammad Abidin (38), warga Bogor Utara, misalnya, menyatakan cukup senang. ”Sebenarnya, penurunan itu tidak signifikan sebab harga-harga lainnya masih tinggi,” ujar karyawan swasta di Jakarta Pusat ini.

Ketua Organda Kota Bogor Moch Ischak Abdul Rojak mengatakan, dalam pembahasan dengan pemerintah, penurunan tarif sebenarnya mempersulit kalangan sopir dan pengusaha mikrolet. Alasannya, meski harga bahan bakar minyak bersubsidi turun, tetapi harga onderdil, jasa perbaikan, dan komoditas lainnya tidak turun. ”Setoran juga naik,” ujarnya.

Adapun Pemerintah Kota Depok belum memutuskan tarif angkutan umum pasca penurunan harga BBM. Tarif angkutan umum baru bisa diputuskan selambat-lambatnya pekan depan.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana, saat ini pihaknya masih berdiskusi dengan Organda untuk penentuan tarif angkutan umum. ”Kami sedang mendiskusikan berbagai kemungkinannya agar tarif angkutan umum bisa berdampak kondusif bagi warga. Harapannya, tarif angkutan umum menguntungkan pengusaha, pengemudi, dan masyarakat pengguna jasa,” katanya. (ILO/BRO/DNA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com