Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Diajak Awasi Penyusunan Anggaran

Kompas.com - 21/01/2015, 18:44 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut mengawasi proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta tahun 2015. Hal ini sejalan dengan transparansi anggaran di eksekutif dan legislatif.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik, Selasa (20/1/2015), mengatakan, sistem penganggaran elektronik (e-budgeting) memungkinkan banyak pihak mengakses rancangan APBD. Sistem juga dapat menelusuri siapa yang memasukkan data, termasuk lokasi dan waktu, karena hanya pengguna terdaftar yang bisa mengubahnya.

Menurut Taufik, proses penyusunan Rancangan APBD 2015 belum final. Pada Selasa siang, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama baru menyampaikan jawaban atas pandangan umum fraksi-fraksi dalam sidang paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta. Karena itu, dia menilai aneh dengan dugaan anggaran siluman.

”Rincian poin-poin anggarannya saja baru akan dibahas setelah penyampaian jawaban itu. Saya kira tidak ada anggaran siluman itu. Eranya sudah berubah. Kini semua orang bisa mengawasi prosesnya. Sidang-sidang pembahasan dan sistemnya lebih terbuka,” kata Taufik.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Triwisaksana menambahkan, pihaknya telah mengklarifikasi ke tim anggaran pemerintah daerah terkait dugaan munculnya anggaran senilai Rp 8,8 triliun dalam Rancangan APBD 2015.

”Tim anggaran pemerintah memastikan tidak ada anggaran (siluman) itu. Barangkali yang dimaksud adalah perubahan KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara) yang berubah dari Rp 79 triliun menjadi Rp 73 triliun,” ujarnya.

Sebelumnya, Basuki mengatakan telah mencoret usulan-usulan anggaran senilai total Rp 8,8 triliun. Usulan itu dinilai tidak perlu karena telah dianggarkan di pos lain atau karena tujuan dan manfaatnya tak jelas. Dia mencontohkan usulan anggaran sosialisasi surat keputusan gubernur yang nilainya mencapai Rp 46 miliar. Selain sosialisasi, ada usulan anggaran pembinaan dan pengawasan teknis.

Basuki mengatakan sudah tak ada masalah. Namun, dia menegaskan bakal menolak usulan anggaran yang tidak jelas, baik kegiatan maupun pengadaan barang dan jasa.

Soroti pendapatan

Sebelumnya, pada sidang Rabu (14/1), sejumlah fraksi menyoroti sisi pendapatan dalam RAPBD 2015, terutama target yang tidak tercapai pada APBD 2014. Pencapaian yang belum optimal antara lain dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, serta pajak bumi dan bangunan.

Dalam sambutannya, Basuki mengatakan, pihaknya sependapat dengan tanggapan Fraksi Partai Demokrat-Partai Amanat Nasional untuk menggelar sensus pajak daerah dan memutakhirkan potensi penerimaan pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com