Perjalanan dilakukan melalui Jalan Tol Cijago, Tol Jagorawi, Tol Dalam Kota, keluar di pintu Tol Semanggi, dan kemudian melewati Jalan Sudirman sampai akhirnya tiba di Mabes Polri, tepatnya di Bareskrim.
Saat penangkapan, Bambang, yang saat itu baru selesai mengantarkan anak bungsunya ke sekolah, masih mengenakan baju koko, peci, dan sarung. Sebelum dibawa ke Mabes Polri, ia sempat meminta diantar pulang ke rumah terlebih dulu, untuk berganti baju. Namun permintaannya itu ditolak.
"Saya sempat minta pulang dulu untuk ganti pakaian karena saat itu saya masih pakai sarung, cuma enggak dikasih," kata Bambang, di rumahnya, Kampung Bojong Lio, Cilodong, Depok, Sabtu (24/1/2015).
Setelah itu, dalam perjalanan Depok ke Jakarta, Bambang sempat meminta disinggahkan ke salah satu tempat untuk buang air. Namun, ternyata permintaannya itu pun kembali ditolak oleh tim dari Bareskrim.
"Jadi kondisi saya underpressure. Sudah tidak bisa buang air kecil, pakaian saya juga masih seperti itu. Itu saya juga anggap sebagai sebuah teror," ujar dia.
Tak cukup sampai di situ, Bambang sempat merasa kesal saat salah satu anggota dari tim yang menjemputnya menanyakan sesuatu mengenai anak bungsunya, Muhammad Yattaqi (10) yang baru saja ia antar ke sekolah sebelumya.
Menurut Bambang, pertanyaan tersebut tak pantas dilakukan oleh seorang polisi. Sebab tidak ada sangkut pautnya dengan kasus yang tengah berjalan. "Anak saya nomor empat juga ditanya tanya. Saya bilang saya tidak suka ditanya-tanya hal di luar proses pemeriksaan," ucap dia.
Sesampainya di Mabes Polri, kata Bambang, suasana masih tergolong sepi. Ia belum ada melihat ada wartawan yang hadir di lokasi tersebut. Hal itu pula yang membuat tim Bareskrim berani membawa Bambang melewati pintu depan.
"Pas sampai di Bareskrim, waktu itu belum ada media. Jadi saya lewat depan. 'Belum ada nyamuk, belum ada nyamuk'. Jadi teman-teman (wartawan) dibilang nyamuk (oleh polisi)," ujar Bambang sambil menirukan perkataan polisi yang membawanya itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.