Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Kota Termacet, Ini Komentar Dirlantas Polda Metro

Kompas.com - 05/02/2015, 10:34 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Jakarta disebut sebagai kota dengan lalu lintas terburuk di dunia menurut versi survei yang dikeluarkan oleh Castrol Magnetic. Menanggapi hal ini, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menegaskan, kepolisian dan Pemprov DKI Jakarta terus berupaya membenahi lalu lintas, khususnya memperbaiki tingkat kemacetan.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Risyapudin menilai, buruknya lalu lintas di Jakarta dipicu oleh tindakan yang tidak disiplin dari para pengguna jalan. Karena itulah, Pemprov DKI bekerja sama dengan Ditlantas Polda Metro mencanangkan lima tertib, termasuk tertib lalu lintas.

Untuk membuat pengguna jalan taat peraturan lalu lintas, lanjut dia, pihaknya akan terus melakukan pengawasan-pengawasan. Namun, ia mengakui pengawasan yang dilakukan oleh polisi masih konvensional.

"Memang kita maklumi sistem pengawasan dan pengendalian lalu lintas di kita masih konvensional, hanya patroli saja. Coba pakai elektronik dan sensor pasti akan lebih optimal, " kata Risyapudin, Kamis (5/2/2015) di Jakarta.

Maka, pihaknya mendukung upaya Pemprov DKI yang akan membuat kebijakan-kebijakan untuk membatasi jumlah kendaraan di jalan. "Kami tengah mengaji kebijakan-kebijakan yang dapat diterapkan untuk mengurangi kemacetan," kata dia.

Kebijakan tersebut seperti Electronic Road Pricing (ERP) dan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) merupakan contoh kebijakan yang saat ini tengah dikaji. Sementara itu, untuk kebijakan pengurai kemacetan seperti three in one atau pembatasan kendaraan tertentu di sejumlah ruas jalan tetap dilakukan.

Polisi, kata dia, juga membuat keputusan situasional untuk mengurai kemacetan. Misalnya dengan membuka dua kali lampu hijau di satu ruas jalan yang macet. "Mungkin bisa dirasakan kemacetan berkurang saat dibuat seperti itu," ucap dia.

Sebagai informasi, survei data indeks stop-start yang dikeluarkan Castrol Magnetic dibuat berdasarkan data pengguna Navigasi Tom Tom, mesin GPS, untuk menghitung jumlah berhenti dan jalan yang dibuat setiap kilometer. Jumlah itu lalu dikalikan dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap tahun. Hasilnya, Jakarta menjadi kota terburuk dalam kemacetan lalu lintas di dunia, dengan rata-rata terdapat 33.240 kali proses berhenti di jalan per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com