Gunawan (40) mengeluhkan usaha warungnya yang mengalami kerugian hingga 50 persen akibat pemadaman tersebut. "Kalau enggak ada listrik, tidak ada minuman dingin pembeli jadi berkurang," kata Gunawan.
Tidak hanya itu, kata Gunawan, aktivitas rumah tangga seperti memasak pun terganggu. "Apalagi saya punya anak kecil, malam hari gelap kasihan jadinya rewel," ujar Gunawan.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Towiyah (53). "Listrik mati segalanya jadi susah. Aktivitas memasak dan lainnya jadi terganggu," ucap Towiyah.
Padahal, Gunawan mengaku tagihan listrik tiap bulan yang harus dibayarnya cukup besar. "Saya bayar listrik Rp 560.000 tiap bulan, eh listriknya mati," kata Gunawan lagi.
Selain terganggunya aktivitas, mereka juga mengeluhkan harus mengeluarkan uang untuk membeli lilin sebagai penerangan pada malam hari. "Saya menghabiskan lilin enam batang setiap malam, harga satu batangnya Rp 3.000," ujar Gunawan.
Sementara itu, Towiyah mengklaim, dia harus menghabiskan lebih banyak uang sebab lilin sempat langka sehingga terpaksa membeli di toko swalayan. "Saya beli di swalayan Rp 5.000 per batang, lebih mahal," katanya.
Gunawan juga mengkhawatirkan adanya tindak kriminal karena malam hari gelap. "Saya takut ada pencurian, kan malam hari gelap. Warga yang biasa nongkrong sampai malam untuk berjaga-jaga sekarang ini sudah enggak ada lagi," kata Gunawan.
Perusahaan Listrik Negara memadamkan aliran listrik di wilayah Pluit, Jakarta Utara. Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama sempat marah sebab akibat pemadaman tersebut sebagian kawasan Kota Jakarta tergenang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.