Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Polisi, Si Pandu Jalan Mengatur Lalu Lintas Jakarta...

Kompas.com - 24/02/2015, 07:03 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mereka bukan polisi lalu lintas. Tetapi selalu siaga menjaga perempatan jalan di beberapa titik macet Jakarta.

Mereka mengenakan kemeja lengan panjang dengan perpaduan warna hijau terang dan hitam. Paduan warna yang tidak jauh berbeda dengan rompi yang biasa dikenakan polisi lalu lintas. Mereka juga membawa tongkat yang membantu untuk mengatur arus.

"Mereka disebut Pandu Jalan," ujar Rusdi Hanto Darmawan, inisiator Pandu Jalan, di Cideng, Jakarta Pusat, Senin (23/2/2015).

Pandu Jalan merupakan masyarakat sipil profesional yang dipekerjakan untuk membantu mengatur lalu lintas. Terutama pada jam-jam sibuk. Mereka harus berusia di atas 17 tahun dan di bawah 25 tahun.

Rusdi mengatakan, mereka bekerja mulai pukul 6.00 WIB hingga 9.00 WIB. Setelah itu mereka akan beristirahat. Kemudian melanjutkan pekerjaannya pada pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Saat ini, mereka sering membantu kelancaran arus lalu lintas di traffic light RS Tarakan. Rusdi mengatakan para Pandu Jalan ini telah memenuhi kriteria yang dia buat.

Mereka juga telah menjalani pelatihan terlebih dahulu oleh polisi dan juga Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Latihan mereka dari mempelajari rambu lalu lintas hingga latihan fisik seperti berlari mengelilingi Lapangan Banteng.

Mereka pun mendapat gaji dengan standar UMP ditambah dengan uang transport dan juga uang makan.

Ide 20 tahun

Rusdi mengatakan, ide untuk membuat Pandu Jalan ini telah ada sejak 20 tahun lalu. Awalnya berasal dari keluhan yang sering ia lontarkan saja ketika macet.

Suatu ketika, dia memberanikan diri menawarkan ide tersebut kepada para petinggi Ibu Kota. Seperti Gubernur, Kapolda, hingga Pangdam Jaya.

Akan tetapi, ide yang dilontarkan Rusdi "mental" begitu saja. Dia pun mengubur ide tersebut. Kemudian, pada masa pemerintahan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta, Rusdi mencoba kembali menawarkan idenya.

Dia menulis surat kepada Jokowi dan juga Basuki Tjahaja Purnama yang ketika itu masih Wakil Gubernur.

Awalnya, dia menduga suratnya tidak direspons. "Tetapi ternyata direspons, surat itu diteruskan ke Dishub DKI," ujar Rusdi.

Akan tetapi idenya sempat terhambat kembali ketika Kepala Dishub DKI ketika itu, Udar Pristono, terlibat masalah hukum. Dia pun akhirnya meneruskan usul ke Wali Kota Jakarta Pusat yang masih dijabat oleh Saefullah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com