Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Pemadam Gedung Jangkung Rapuh

Kompas.com - 11/03/2015, 14:03 WIB

"Hasil audit harus dilaporkan ke kami. Setelah itu, kami akan mengklarifikasi hasil audit itu. Masalahnya, banyak pengelola gedung yang tak memiliki tenaga ahli untuk masalah ini sehingga masih membutuhkan bantuan petugas damkar," katanya.

Dengan adanya peraturan baru yang terbit tahun ini, Subejo mengatakan, pihaknya bisa melakukan penegakan hukum terhadap pengelola gedung yang belum memperhatikan kondisi peralatan pencegah kebakaran.

"Kami akan memasang stiker di setiap bangunan yang tidak memenuhi standar keselamatan bangunan sehingga masyarakat dan penyewa ruangan di gedung bisa melihat apakah gedung yang mereka gunakan itu sesuai standar keselamatan atau tidak," katanya.

Dia mengatakan, ada 12 gedung di Jakarta yang akan diteliti lebih lanjut karena kondisinya rawan. Gedung tersebut umumnya sudah tua dan memiliki persoalan dengan sistem penanggulangan kebakaran.

Pengamat konstruksi dari Universitas Tarumanagara, Rusdiman, berpendapat, perawatan peralatan pemadam kebakaran di dalam gedung bertingkat merupakan tanggung jawab pengelola gedung.

"Pemda berwenang mengeluarkan izin di awal gedung akan diserahterimakan dari kontraktor ke pengelola gedung. Pada tahap ini, kalau alat kelengkapan pencegah kebakaran tidak ada, bisa saja izin tidak dikeluarkan. Tetapi, untuk perawatan alat selanjutnya menjadi wewenang pengelola gedung," kata Rusdiman, yang juga menjabat Rektor Universitas Tarumanagara.

Sejauh ini, Rusdiman melihat, jumlah orang yang memiliki kecakapan dalam hal perawatan peralatan pencegah kebakaran sudah cukup. Namun, kemampuan mereka perlu diasah.

Peralatan pencegah kebakaran seperti sprinkler dan hidran harus dirawat berkala agar bisa beroperasi saat terjadi kebakaran. Hidran harus bisa mengalirkan air di gedung meskipun listrik padam. Karena itu, genset dan aki yang menggantikan listrik PLN saat kebakaran harus dipastikan berfungsi. Begitu pula sirene tanda kebakaran.

Sehari tiga kebakaran

Sementara itu, di tengah teka-teki penyebab kebakaran Wisma Kosgoro, kemarin dalam sehari terjadi kebakaran di tiga tempat berbeda. Pertama, kebakaran di permukiman padat Jalan Sodong, Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (10/3) sekitar pukul 10.30. Tak kurang dari 20 rumah warga dan rumah kontrakan hangus terbakar.

Kedua, di kawassan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Api melalap sebuah rumah toko di Jalan Karang Anyar Raya. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Ketiga, di Bogor, tepatnya di kawasan hunian padat, di RT 004 RW 012 Kampung Padasuka, Cipakancilan. Separuh dari 84 warga korban kebakaran bertahan di aula Kelurahan Padasuka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Kepala Seksi Operasional Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jaktim Moelyanto mengatakan, total ada 20 rumah warga dan kontrakan yang hangus terbakar. Sebanyak 40 keluarga atau 150 jiwa yang tinggal di 20 rumah yang terbakar itu pun kehilangan tempat tinggal.

"Dari hasil pemeriksaan kami, diketahui api berasal dari warung milik Lasmini," kata Moelyanto.

Diduga kebakaran dipicu korsleting listrik di rumah seorang warga. Api dengan cepat melalap deretan rumah di sekitarnya yang berimpitan. (FRO/RAY/ART/RTS/MDN/BRO/B09/B10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Megapolitan
Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Megapolitan
Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Megapolitan
Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Megapolitan
Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di 'Busway' atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di "Busway" atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Megapolitan
Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Megapolitan
Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Megapolitan
Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com