Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus Ada Tanda Tangan Ketua dan Satu Wakil Banggar DPRD DKI

Kompas.com - 20/03/2015, 10:05 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah mengatakan, Jumat (20/3/2015) ini, pihaknya harus menyerahkan dokumen Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI kepada Badan Anggaran (Banggar) DPRD. Penyerahan dokumen RAPBD ke Banggar ialah untuk melancarkan proses penerbitan perda APBD 2015 oleh Kemendagri. 

"Ini kalau neraca sudah 0:0 dalam sistem e-budgeting antara pendapatan dan belanja, sudah oke, kemudian kami print (dokumen RAPBD). Print-nya sendiri butuh waktu 5-6 jam. Nah, setelah itu, kami berikan ke Banggar dan mudah-mudahan mereka setuju berikan rekomendasi atau persetujuan untuk kami kirim ke Kemendagri," kata Saefullah, di Balai Kota, Jumat (20/3/2015). 

Untuk menjadi perda APBD 2015, kata dia, hal tersebut harus mendapat rekomendasi dari Banggar DPRD DKI. Saefullah menjelaskan, Ketua dan salah seorang Wakil Ketua Banggar DPRD harus menandatangani rekomendasi dokumen RAPBD agar menjadi perda APBD 2015.

"Lebih bagus lagi kalau semua pimpinan Banggar teken (dokumen RAPBD). Begitu kirim ke Kemendagri tinggal di-perda-kan karena draf perda-nya sudah kami buat, tinggal disetujui dan jadi perda," kata Saefullah. 

Dari lima pimpinan Banggar DPRD, baru Ketua Banggar Prasetio Edi Marsudi yang menyepakati penerbitan perda APBD 2015. Sementara itu, empat pimpinan lainnya belum menyatakan sikap, seperti Abraham Lunggana, Mohamad Taufik, Triwisaksana, dan Ferrial Sofyan.

Apabila dokumen RAPBD yang menandatangani hanya Prasetio, kata Saefullah, pihaknya tetap akan melapor ke Kemendagri. Dalam laporannya, disebutkan dalam waktu tujuh hari yang diberikan untuk pembahasan RAPBD tidak menemui kesepakatan dan terpaksa menggunakan pergub dengan pagu anggaran APBD-P 2014 senilai Rp 72,9 triliun.

Apabila pergub terbit, apa input anggaran dalam e-budgeting oleh PNS DKI hingga lembur semalaman akan sia-sia?

"Enggak masalah, ini kan banyak proses. Proses keterbukaan, edukasi buat teman-teman, semuanya belajar, masyarakatnya belajar, politikus belajar, orang Pemda-nya belajar. Habis enggak ada jalan lain lagi, mau gimana? Kan memang cuma dua alternatifnya. Lagi pula, kebutuhan masyarakat di APBD 2015 sama dengan program tahun sebelumnya kok," kata Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com