Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Bisa Menghadang Hak Angket terhadap Ahok

Kompas.com - 25/03/2015, 22:58 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat saat ini tidak bisa lagi dihalangi untuk mendapat informasi. Setiap orang, apalagi di Jakarta, mengikuti perkembangan mengenai kisruh antara DPRD DKI Jakarta dan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dalam riset yang dilakukan oleh Cyrus Network, sebanyak 54,8 persen warga mengaku mengikuti perseteruan antara DPRD dan Ahok. Berangkat dari hasil riset tersebut, pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti, berpendapat akan sulit bagi DPRD menggulingkan Ahok dari tampuk kepemimpinan tertinggi di Jakarta.

Masyarakat akan membuat perlawanan berdasarkan penilaian mereka terhadap Ahok dan DPRD, jika di antara keduanya melakukan tindakan yang salah kaprah. "Pada dasarnya, akan sulit karena angket ini tidak didukung oleh rakyat," kata Ray Rangkuti kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2015).

Seharusnya, kata Ray, DPRD DKI berangkat dari kasus yang pernah terjadi sebelumnya di DPRD Surabaya. Saat itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga akan dimakzulkan oleh DPRD Surabaya. Namun, masyarakat Surabaya bereaksi dengan beragam cara sehingga upaya pemakzulan Risma gagal.

"Waktu itu kan masyarakat Surabaya melakukan aksi ke DPRD dan tokoh-tokoh partai yang terkait. Akhirnya apa, pemakzulannya pun enggak jadi. Nah, ini juga bisa terjadi ke arah sana (Ahok)," kata Ray.

Sejauh hak angket ini dianggap sebagai usaha untuk menekan Ahok, menurut Ray, hasilnya akan sia-sia karena tidak ada niat baik DPRD untuk membuktikan kesalahan prosedural yang dilakukan oleh Ahok.

"Angket sekarang ini lebih berdimensi kepada tekanan terhadap Ahok ketimbang pada fakta-fakta yang berkembang seperti substansial," kata Ray.

Namun, Ray masih berharap ada anggota DPRD yang dapat berpikir dengan jernih terkait permasalahan hak angket ini. Dengan demikian, proses ini dapat berjalan sesuai dengan kehendak masyarakat, bukan bersifat politis semata.

"Ini kan seperti langkah politik saja. Kalau ada anggota DPRD berpikir rasional, nanti ada yang menggugat di antara mereka sendiri. Apakah menerima angket yang tidak didukung oleh masyarakat atau menolaknya. Tetapi, kalau ini diterima, jelas ini forum politik, bukan kepentingan publik," kata Ray.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com