Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Kuliah Umum, Pakar Keuangan Sebarkan Modul Materi RAPBD ke Tim Angket

Kompas.com - 27/03/2015, 16:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Keuangan Daerah Sumardjiyo diundang oleh tim pansus hak angket untuk memberikan pandangannya soal prosedur penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD). Sebelum menjelaskan, staf DPRD DKI telah menyebarkan beberapa lembar print out materi dari Sumardjiyo kepada anggota DPRD DKI yang hadir dalam rapat, Jumat (27/12/2015).

Anggota dewan yang hadir seperti Abraham "Lulung" Lunggana, Prabowo Soenirman, Syahrial, Syarif, Maman Firmansyah, Pantas Nainggolan, Selamat Nurdin, Muhammad Sangaji, dan lainnya pun memegang modul tersebut.

Kemudian, Sumardjiyo yang mengenakan batik cokelat dan peci hitam mulai menjelaskan slide demi slide materi yang juga ditampilkan melalui layar proyektor. Situasinya mirip seperti kegiatan perkuliahan antara dosen dan mahasiswa di universitas.

Sambil memperhatikan penjelasan Sumardjiyo, anggota dewan nampak sibuk membolak-balikan lembar modul tersebut. "Lihat nih judulnya," ujar Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana saat rapat. 

Ternyata modul tersebut juga memiliki judul yang dibuat oleh Sumardjiyo sendiri. Judulnya adalah "Kajian Secara Akademis tentang Penolakan E-budgeting RAPBD Pemerintahan DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015 oleh Menteri Dalam Negeri yang Diajukan Gubernur DKI Jakarta Menimbulkan Keruwetan, dan Konflikasi Politik Antara Gubernur DKI Jakarta dengan DPRD DKI".

Dalam rapat, Sumardjiyo menjelaskan dasar-dasar penggunaan sistem e-budgeting dalam menyusun RAPBD.

Selain itu, Sumardjiyo juga menjelaskan mengenai fungsi dan manfaat dari RAPBD. Seperti fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengkordinasian kerja, pengendalian, pengawasan, dan penilaian kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com