"Ih, jadi ngeri deh sekarang minum pake es. Entar keracunan pula," ujar Ai Chintia Ratnawati, warga Pondok Labu, Jakarta Selatan, Minggu (29/3/2015).
Warga lainnya, Parahian Simbolon (45), justru khawatir jika es batu berbahaya tersebut terminum oleh anaknya. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu mengaku kebiasaan minum ditambah es batu yang dibeli di warung itu bermula dari istrinya. Lambat laun, kebiasaan tersebut menular kepada anaknya yang masih berusia empat tahun.
"Mengerikan sekali itu. Saya jadi khawatir, mana istri saya suka sekali beli es teh manis. Sekarang anak saya ikut-ikutan (minum es). Kok bisa ya, ada orang (pembuat es batu berbahaya) yang setega itu," sesal warga Pondok Gede tersebut.
Meski demikian, ada juga warga lainnya yang justru tidak mempersoalkan kondisi es batu yang menjadi pendingin minumannya. Seperti yang disampaikan Afiyah Yahya (25), warga Tanah Sareal, Jakarta Barat.
Menurut perempuan yang akrab disapa Fia tersebut, dia cukup sering minum menggunakan es dari warung pinggir jalan. Bahkan, Fia mengaku sudah tahu kondisi es batu yang tidak steril tersebut, namun tetap nekat meminumnya. "Gue sih udah tahu esnya enggak steril. Tapi tetap bandel," timpal reporter TV swasta tersebut, seraya tertawa.
Perbincangan terkait es batu tercemar ini terkait digerebeknya pabrik es batu balok yang berlokasi di Jalan Rawa Gelam Nomor 2, Kawasan Industri Pulogadung (KIP), Cakung, Jakarta Timur. Diduga, pabrik yang berdiri sejak 15 tahun lalu itu, menggunakan bahan baku airnya dari aliran anak Kali Malang, di Bekasi.
Setelah ditampung, air diberi bahan kimia jenis kaporit, soda api, tawas, dan ANP untuk menjernihkan lumpur dan antifoam. Setelah jadi, es tersebut didistribusikan ke depo-depo di sekitar Jakarta dan dijual ke warung-warung sebelum akhirnya dikonsumsi warga Jakarta. Pabrik itu diketahui memproduksi 2.000 es balok setiap harinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.