Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Bulan Kasus Anestesi di RS Siloam, Polisi Belum Temukan Tersangka

Kompas.com - 11/04/2015, 13:56 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi belum menentukan tersangka kasus meninggalnya pasien akibat kesalahan pemberian obat anestesi di RS Siloam Karawaci, Tangerang. Kasus tersebut terjadi pada 13 Februari 2015 atau sudah hampir dua bulan lalu.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, sampai saat ini polisi masih menyelidiki kasus yang menewaskan dua pasien tersebut. Penyelidikan kasus tersebut bukan dilakukan berdasarkan laporan polisi, melainkan pemberitaan di media massa.

"Kami masih meneruskan proses penyelidikan," ujar Martinus saat dihubungi, Sabtu (11/4/2015).

Polisi telah memeriksa enam saksi terkait kasus tersebut. Polisi juga telah menyita barang bukti berupa obat anestesi yang menyebabkan kematian dua pasien tersebut. Obat anestesi bermerek Buvanest Spinal keluaran PT Kalbe Farma itu disita untuk diperiksa. Kemasan buvanest spinal, yang seharusnya berisi bupivacaine, ternyata berisi asam traneksamat untuk mengurangi pendarahan.

"Kami periksa ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk menguji obat sesuai lebel atau tidak. Label akan kita uji ke laboratorium forensik untuk mengetahui obat itu benar diproduksi oleh KF (PT Kalbe Farma) atau bukan," kata Martinus.

Polisi menerapkan pasal sangkaan dari Undang-Undang Kesehatan tentang peredaran obat-obatan farmasi dan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.

Polisi telah mengirim tim untuk menyelidiki kasus tersebut. Tim tersebut terdiri dari Badan Reserse Kriminal Polri, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, dan Satuan Reserse Kriminal Polresta Tangerang.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang termasuk dalam tim kasus sentinel serius (KSS) menyatakan, kasus meninggalnya kedua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci karena kesalahan produksi obat dari PT Kalbe Farma. Hasil investigasi tim KSS, potensi kesalahan itu terjadi saat proses pengemasan atau pelabelan obat bius buvanest spinal saat proses produksi. (Baca Hasil Investigasi, Terjadi Potensi Kesalahan Pelabelan Buvanest)

Atas kejadian ini, BPOM telah memberikan sanksi administratif kepada PT Kalbe Farma seperti mencabut izin edar buvanest spinal. Produksi buvanest dan seluruh produksi obat injeksi di Line 6 milik PT Kalbe Farma pun dihentikan sementara.

Sementara itu, tim Kasus Sentinel Serius menyatakan bahwa RS Siloam telah melakukan tindakan operasi hingga proses pengambilan buvanest sesuai prosedur. Atas kasus ini, RS Siloam diberi sanksi teguran karena tidak langsung melaporkan kejadian pada Kementerian Kesehatan maupun Dinas Kesehatan setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com