Di situ terlihat sekitar 20 lapak PKL. Para pedagang menggelar barang dagangan hingga mendekati Jalan Jati Baru Raya. Yang terlihat dominan adalah penjual pakaian, dari yang hanya membuka dengan terpal hingga berdagang dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Pantauan Kompas.com, sekitar pukul 09.00 WIB, tampak dua truk dan tiga kendaraan angkut Satpol PP datang ke jalan tersebut. "Tolong rapikan dagangannya," kata seorang petugas Satpol PP lewat pengeras suara.
lima mobil Satpol PP yang terdiri dari dua truk dan tiga kendaraan angkut anggota berkeliling di jalan tersebut.
Mereka menertibkan dengan meminta para pedagang untuk tidak berdagang di sepanjang jalan trotoar tersebut. "Tolong dirapikan dagangannya," kata salah satu Satpol PP.
Melihat kedatangan petugas, para PKL langsung membungkus barang dagangan dan menyembunyikannya ke dalam ruko-ruko di belakang lapak.
Namun, ada juga PKL yang justru memanggil-manggil orang untuk berbelanja. "Sini Bu, beli di sini. Enggak apa-apa. Enggak usah takut," kata salah satu pedagang pakaian.
Salah seorang pedagang pakaian, Santi (34), mengaku berdagang di trotoar lebih menguntungkan sebab pembeli tidak perlu repot-repot masuk ke dalam toko ataupun pusat perbelanjaan. "Apalagi, ini kan jelang Lebaran. Jadi, banyak pengunjung," kata Santi.
Setelah Satpol PP meninggalkan tempat itu, para PKL pun langsung membuka lapak kembali di daerah tersebut.
Di sejumlah jalan-jalan Pasar Tanah Abang, tampak para PKL masih menguasai di trotoar. Misalnya, di Jalan KH Mas Mansyur yang menuju Karet, para pedagang buah pikul dan makanan masih berjejer di pinggir jalan. Padahal, jalanan tergolong padat, apalagi menjelang siang dan sore hari atau jam-jam pulang kerja.
Saat siang, biasanya para PKL yang membuka lapak di trotoar akan merambah ke bahu jalan karena semakin banyak orang yang berjalan menuju Pasar Tanah Abang. Inilah yang kemudian menimbulkan kemacetan arus lalu lintas.