Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lagi Gratis, Ini Kata Pengguna "Park and Ride" Cililitan

Kompas.com - 17/06/2015, 16:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat pengguna park and ride di Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur baru mengetahui mengenai kebijakan penerapan tarif progresif. Atas rencana itu, sebagian pengunjung meminta dibatalkan.

Andri (22), salah satu pengguna park and ride Cililitan yang menolak rencana pemerintah itu. Menurut dia, park and ride merupakan tempat alternatif pengendara motor parkir dan menyambung kendaraan pribadi, selain pengunjung PGC sendiri.

"Enggak bagus, sangat tidak bagus. Ini kan tempat alternatif. Kalau begitu lebih baik kita mengendarai motor sendiri dong buang bensin. Daripada naruh motor di sini, bayarnya berapa? Belum bayar transjakarta lagi," kata Andri kepada Kompas.com, di park and ride Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (17/6/2015).

Kalau pun jadi diterapkan, Andri berharap tarif parkir tetap terjangkau bagi masyarakat. Kata dia, jangan sampai diterapkan tarif Rp 2.000 per jam. "Minimal jangan sampai segitu," ujar Andri. [Baca: Mulai Besok, "Park and Ride" Cililitan Tak Lagi Gratis]

Sementara itu, Akbar (19), pengunjung PGC juga mengutarakan hal senada. Ia menolak jika parkir tersebut dikenakan tarif.

"Kalau bayar di sini, mending saya parkir di bawah basement PGC," ujar Akbar. Mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta itu mengatakan, kalau pemerintah ingin menjadikan park and ride agar orang menyambung dengan angkutan umum, dan menanggalkan sepeda motor pribadi di sana, maka seharusnya digratiskan.

"Kalau parkir mahal, orang jadi balik lagi ke kendaraan pribadi-kan. Sebaiknya kebijakan penerapan tarifnya enggak usah diteruskan," ujar Akbar. [Baca: "Park and Ride" Cililitan Bukan di Bawah UP Perparkiran DKI]

Namun, ada pula pengguna park and ride Cililitan yang berpendapat lain. Albert (38), salah satu warga Halim mengatakan, sah-sah saja kalau pemerintah mau menetapkan tarif progresif di sana.

Tidak masalah baginya kalau harus mengeluarkan rupiah. "Namanya parkiran, asal tempatnya nyaman (bayar) enggak masalah. Konsekuensinya kan bayar," ujar Albert.

Kata dia, kebijakan itu tak akan berdampak bagi pengguna kendaraan umum seperti transjakarta. Masyarakat akan tetap memanfaatkan tempat parkir, dan menyambung angkutan umum.

"Saya rasa orang sudah sadar. Saya dulu biasa bawa mobil. Tetapi sekarang daripada capek-capek kena macet mending naik angkutan umum, seperti transjakarta. Sekarang sudah nyaman kok," ujar Albert.

Pantauan Kompas.com, park and ride Cililitan begitu banyak dimanfaatkan pengendara roda dua. Hal ini terlihat dari penuhnya park and ride tersebut.

Di beberapa sudut, sudah terpasang pengumuman bagi pengunjung parkir. Bahwa mulai tanggal 18 Juni dan seterusnya parkir motor park and ride dikenakan tarif progresif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com