Atas serentetan kejadian asusila itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta melarang penggunaan kaca gelap pada angkot. Dishub DKI juga mewajibkan sopir angkot mengenakan seragam khusus (baca 20 November, Semua Sopir Angkot Pakai Seragam). Ini dilakukan untuk membedakan sopir resmi dan sopir dadakan atau biasa disebut sopir tembak. Razia terhadap sopir tak berseragam resmi juga digelar. (Baca: Tak Pakai Seragam, Sopir Angkot Dirazia)
Namun, upaya itu tak kunjung menghentikan kejahatan dalam angkot. Pada 2013, kasus pemerkosaan menimpa seorang wanita berinisial R (35). Ia tidak hanya dipaksa melayani nafsu sopir M26 jurusan Kampung Melayu-Bekasi, tetapi juga dirampok gerombolan pelaku.
Saat itu, R tengah menumpang angkot yang sopirnya tinggal di kawasan Pancoran Mas, Depok. Saat hendak melaju ke Kampung Melayu, pelaku membawa angkotnya melewati Pasar Kemiri Muka. R yang hendak berbelanja di pasar itu kemudian menumpang.
Namun, malang, korban dirampok dan diperkosa komplotan pemuda di dalam angkot tersebut. Ia dibuang di kawasan Cikeas, Jawa Barat. Korban akhirnya diselamatkan oleh warga.
Kejahatan serupa dilaporkan oleh NA (35), karyawati asal Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Korban melapor ke polisi setelah diperkosa oleh sopir angkot D01 Ciputat-Kebayoran, Sabtu (20/6/2015). (Baca Pulang Kerja, Karyawati Diperkosa Sopir Angkot di TB Simatupang)
Pelaku berinisial DAS (21) mula-mula menjanjikan untuk mengantar korban hingga kawasan Fatmawati. Namun, DAS menjebak korban dengan kembali menawarkan tumpangan hingga Kampung Rambutan. Korban sudah menaruh curiga karena pelaku tak mau menurunkannya.
Kecurigaannya terbukti benar setelah pelaku mengakui hendak berbuat jahat. Korban dibawa ke kawasan TB Simatupang dan akhirnya diperkosa di sana. Pelaku mengancam korban dengan senjata tajam dan kunci roda.
Pelaku menurunkan NA di kawasan Condet, Jakarta Timur. Korban yang mengenali kendaraan dan mobil pelaku lalu melaporkan ke kantor polisi saat itu juga. Pelaku ditangkap polisi pada Sabtu malam.
Waspada
Atas kejadian tersebut, polisi kembali berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada saat menggunakan kendaraan umum. Kejahatan seperti ini dapat terjadi di mana saja dan kapan pun.
"Semua daerah sebenarnya perlu pengawasan. Semua daerah jadi prioritas kita (polisi)," ujar Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Minggu (21/6/2015).