Dari data yang dimiliki Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, ada delapan kecelakaan bus transjakarta selama Januari hingga Mei 2015. Dari 11 koridor, setidaknya ada empat koridor yang menjadi tempat kecelakaan.
Keempatnya ialah Koridor I Blok M-Kota satu kecelakaan, Koridor III Kalideres-Harmoni tiga kecelakaan, Koridor VII Kampung Melayu-Kampung Rambutan dua kecelakaan, dan Koridor X Cililitan-Tanjung Priok dua kecelakaan.
Dari empat koridor tersebut, Koridor III yang paling banyak mengalami jumlah kecelakaan, yakni tiga kali, diikuti Koridor VII dan X sebanyak dua kali. Terakhir, Koridor I sebanyak satu kali.
Jumlah korban meninggal ialah satu orang berada di Koridor X, dua orang luka berat di Koridor III dan Koridor X. Korban dengan luka ringan sebanyak tujuh orang, yakni empat orang di Koridor X, dua orang di Koridor VII, dan satu orang di Koridor III.
Kerugian akibat delapan kecelakaan bus transjakarta ialah Rp 102,5 juta. Rinciannya, kerugian empat benda Rp 72 juta di Koridor VII, kemudian kerugian enam benda Rp 16,5 juta di Koridor III.
Selanjutnya, kerugian dua benda dengan total harga Rp 10 juta. Terakhir, kerugian empat benda dengan total harga Rp 4 juta.
Catatan Kompas.com, dalam dua minggu terakhir pada Juni ini, setidaknya terdapat tiga kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta.
Pertama, kecelakaan di Koridor IX Pinang Ranti-Pluit yang menabrak satu sepeda motor dan menewaskan satu orang dan satu orang lainnya luka-luka, Rabu (17/6/2015).
Selanjutnya, kecelakaan juga terjadi di Koridor VI Ragunan-Kuningan, Senin (22/6/2015). Bus transjakarta menyeruduk delapan motor dan tiga mobil yang mengakibatkan sejumlah orang menderita luka-luka berat.
Terakhir, kecelakaan terjadi di Koridor X yang melibatkan bus transjakarta dan pengendara motor, Selasa (23/6/2015). Kecelakaan ini mengakibatkan pengendara motor tewas.
Kesadaran pengendara
Plt Kepala Subdirektorat Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Sujito mengatakan, selama ini banyak pengendara belum sadar bahaya yang mengintai saat menyerobot jalur transjakarta sehingga tak sedikit kecelakaan yang terjadi akibat tindakan tersebut.
Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih bahkan menyebut kecelakaan yang melibatkan unitnya dan kendaraan umum lebih banyak terjadi di jalur transjakarta.
"Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan transjakarta, sekitar 80-90 persen terjadi di jalur busway dan karena ada kendaraan pribadi yang masuk ke situ. Sebagian besar kendaraan pribadinya itu kendaraan roda dua," kata Kosasih di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/6/2015) kemarin.
Untuk itu, pengendara diminta untuk tidak menyerobot busway. Jika hendak berputar balik yang harus melintasi jalur bus transjakarta itu, pengendara diminta berhenti sejenak untuk mengutamakan bus yang akan lewat. Hal itu sangat berguna untuk keselamatan bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.