Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Banjir di Jakarta Bukan Semata-mata Akibat Orang Miskin"

Kompas.com - 22/08/2015, 14:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bencana banjir yang kerap terjadi di Jakarta dinilai bukan semata-mata disebabkan banyaknya permukiman kumuh warga miskin yang berdiri di atas bantaran sungai, tetapi juga karena banyak pelanggaran tata ruang yang notabene dilakukan pengembang-pengembang besar.

Seperti banyaknya perkantoran dan perumahan mewah yang berdiri di atas lahan yang seharusnya diperuntukan sebagai daerah resapan air atau ruang terbuka hijau.

 
"Jadi, penyebab banjirnya Jakarta tidak semata-mata karena si miskin, tetapi juga karena si kaya," kata Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga kepada Kompas.com, Sabtu (22/8/2015).
 
Nirwono kemudian menyontohkan pembangunan gedung-gedung bertingkat secara masif di kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Padahal, kata dia, berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang tertuang dalam Rencana Induk Djakarta 1965-1985, kawasan Jalan TB Simatupang adalah daerah resapan air dengan perizinan hunian terbatas. 
 
Menurut Nirwono, penggunaan lahan pada setiap kavling tanah yang ada di kawasan tersebut seharusnya hanya 20 persen yang digunakan untuk bangunan. Sedangkan sisanya harus dibiarkan kosong agar berfungsi untuk resapan air.
 
"Tapi yang terjadi saat ini kebalikannya. Malah untuk bangunan yang 80 persen. Dan TB Simatupang sekarang malah jadi kawasan perkantoran skala besar," ujar akademisi Universitas Trisakti ini.
 
Kawasan lain yang juga disoroti oleh Nirwono adalah perumahan elite di Jakarta Utara, meliputi Kelapa Gading, Pluit, dan Pantai Indah Kapuk. Menurut dia, kawasan-kawasan tersebut dulunya merupakan kawasan rawa dan hutan bakau.

Seharusnya ketiga kawasan itu menjadi lokasi penyimpanan sementara air laut yang pasang untuk mencegah banjir di daerah sekitarnya. "Dalam perkembangannya, saat ini semua tempat itu sudah berubah jadi perumahan elite," ucap Nirwono.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com