Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Ahok Marah, Dishub Ambil Alih Pengelolaan Parkir di Gedung DPRD

Kompas.com - 07/09/2015, 10:40 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama meluapkan kemarahannya tentang pungutan liar di area parkir Gedung DPRD DKI, kini mekanisme parkir di tempat tersebut dibenahi. Mulai hari ini, area parkir dijaga oleh anggota Unit Pelaksana Perparkiran Dinas Perhubungan DKI dan akan dibuatkan pintu parkir khusus.

"Baru hari ini ada perintah dari Pak Gubernur untuk menata parkir di DPRD berkaitan dengan pungutan yang tidak resmi kemarin sehingga ada ketidakjelasan pungutan itu masuk ke mana. Makanya, Dishub DKI memerintahkan ke UP perparkiran untuk mengambil alih pengelolaan parkir di Gedung DPRD," ujar Kepala Satuan Pelaksana Sarana dan Prasarana UP Perparkiran Dishub DKI Siswanto Adi di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (7/9/2015).

Selama satu pekan pertama, parkir di Gedung DPRD DKI ini masih tidak dipungut biaya. Semua kendaraan yang masuk ke dalam gedung akan diberi kartu parkir tanpa dimintai uang oleh petugas Dishub DKI.

Kebijakan menggratiskan parkir itu berlangsung sambil menunggu kesiapan pembuatan pintu masuk dan keluar parkir Gedung DPRD. Setelah sistem gerbang siap, tarif parkir akan diberlakukan.

Anggota DPRD dan pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di DPRD DKI tetap digratiskan dari tarif parkir. Adapun PNS DKI dan pejabat lain dapat membayar parkir dengan sistem pembayaran bulanan.

"Untuk motor Rp 11.000 per bulan dan untuk mobil Rp 22.000 per bulan. Tapi tarif itu masih belum final," ujar Siswanto.

Adapun masyarakat umum akan dikenai tarif progresif sebesar Rp 2.000 per jam untuk motor dan Rp 4.000 per jam untuk mobil. Siswanto mengatakan, dengan cara seperti itu, maka aliran dana parkir akan jelas masuk ke kas daerah dan bukan lagi masuk ke kantong-kantong pribadi juru parkir.

"Saya juga sudah tegaskan anggota Dishub tidak boleh terima uang walaupun diberikan secara sukarela. Ini yang diharapkan Gubernur dan Kepala Dinas (Kadishub DKI Andri Yansyah)," ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut ada PNS yang mengoordinasi pungutan parkir di Gedung DPRD. Ia mengaku sudah mengetahui nama PNS itu. (Baca Ahok: Parkir Liar di DPRD Dikelola PNS DKI)

"Saya sudah ketemu, sudah ketangkap nih PNS-nya. Jadi, ada PNS yang (merupakan) staf di DPRD itu, dia merekrut (juru) parkir liar di DPRD. Kami sudah dapat. Dia sudah mengaku," kata Ahok di Balai Kota, Senin (31/8/2015).

Pegawai negeri sipil (PNS) yang mengoordinasi para juru parkir liar di Gedung DPRD DKI Jakarta diketahui bernama Ciptoyo. Ia merupakan PNS yang berdinas di Sekretariat DPRD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com