"Saya bilang, ini ekonomi lagi susah, jangan terjadi penggusuran pada pedagang. Tetapi kalau mereka (berdagang) ada di atas saluran air yang buat buntu dan macet, ya mau enggak mau harus dipindahkan," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (14/9/2015).
Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat telah memberi dua kali surat peringatan (SP) kepada para pedagang untuk direlokasi.
Bahkan, DKI sudah menawarkan tiga pasar kepada para pedagang. Namun, mereka tidak berkenan pindah ke pasar baru. Yakni di Pasar Rajawali di Kemayoran, Kartini di Sawah Besar, dan Palapa di Sawah Besar. (Baca: Pedagang Pasar Karang Anyar Bersedia Digusur, asal...)
Selain tiga pasar itu, DKI juga menyediakan dua lokasi binaan di Cempaka Sari dan Pulo Gundul. "Mereka mengeluh kejauhan. Makanya sekarang tergantung, Anda masuk dulu (ke pasar), (pasar lama) direnovasi. Sekarang mau hujan, nanti banjir, malah kerugian ekonomi lebih tinggi," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.
Basuki mengaku telah menginstruksikan stafnya untuk diam-diam turun melihat kondisi pedagang Pasar Karang Anyar. Jika terbukti ada oknum PNS yang bermain, maka Basuki bakal memecat oknum tersebut. (Baca: Pedagang Pasar Karang Anyar Protes Rencana Penggusuran)
Pada kesempatan berbeda, Kepala Seksi Kesiagaan Satpol PP DKI Jakarta Risman mengaku telah bertemu dengan perwakilan pedagang Pasar Karang Anyar.
Setelah pertemuan, mereka bersepakat tidak melakukan penggusuran dalam waktu dekat. Penggusuran lapak baru terjadi ketika sudah diterbitkan surat peringatan ketiga.
"Nanti Wali Kota langsung tandatangani Surat Perintah Pembongkaran kalau sudah ada SP 3. Itu yang selama ini banyak tidak diketahui orang-orang di bawah, kalau mereka (pedagang) baru dapat SP kedua," ujar Risman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.