Direktur Utama Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya) Erlan Hidayat, yang ditemui terpisah, menambahkan, harga air di setiap rusunawa memang ditetapkan dinas perumahan.
"Harga air memang menjadi lebih murah karena tanpa jaringan pipa induk dari luar rusunawa. Prinsipnya, kami memasang instalasinya, sementara pengelola dan penarik biaya urusan dinas perumahan," ujarnya.
Erlan berpendapat, ketersediaan air tanah di rusunawa tersebut sudah memadai. "Debit airnya 7,5 meter per detik. Sudah lebih dari memadai," ucapnya.
Di rusunawa tersebut terdapat tiga sumur artesis yang memiliki beberapa tangki penampung. Dari tangki-tangki penampung, air dipompa ke atas. Kelak, menurut Erlan, setelah perangkat penjernih air dipasang, air yang diisap dari tanah masuk instalasi penjernih dulu, kemudian baru ditampung di tangki-tangki. (WIN/DEA)
-------------
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Jumat, 18 September 2015, dengan judul "Air Tak Layak untuk Memasak".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.