Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trotoar: Anak Tiri Ruang Publik Jakarta

Kompas.com - 01/10/2015, 11:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta khususnya dan kota-kota besar di Indonesia umumnya selalu menjadi primadona dan destinasi favorit untuk mencari kerja dan penghidupan.

Pada siang hari penduduk Jakarta melonjak drastis menjadi 11,5 juta jiwa dari 9,7 juta jiwa pada malam hari. Lonjakan tersebut terjadi karena ibu kota kedatangan  warga yang mendiami daerah sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Dengan luas 661,52 kilometer persegi dan rasio penyebaran yang tak merata maka tak heran Jakarta pun dihadapkan dengan sejumlah persoalan.  Selain banjir, sampah, ketersediaan air bersih, penurunan permukaan tanah, masalah yang tak kalah krusial adalah kepadatan lalu lintas dan keterbatasan ruang publik.

Aneka persoalan ini menjadi tanda bahwa populasi yang tinggi tak ditopang oleh daya dukung lingkungan yang baik. Salah satu ruang publik yang terdampak adalah trotoar.

Tengok saja situsi trotoar yang ada di ibu kota. Lihat saja seperti apa nasibnya. Ruang publik yang satu ini sungguh-sungguh menjadi anak tiri. Tak hanya terpinggirkan dan tak dianggap, keberadaannya pun diinjak-injak. Persis seperti anak tiri yang diperlakukan dengan kejam.

Situasi ini tak lepas dari kondisi Jakarta sebagaimana disinggung di atas. Penyebab pun bertali temali antara lain ketidakseimbangan volume kendaraan dan ketersediaan jalan. 

Data yang dikeluarkan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyebutkan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya bertambah sebanyak 5.500 hingga 6.000 unit kendaraan per hari

Trotoar pun berubah menjadi perluasan jalan raya. Suasana pedestrian menjadi tak nyaman dan  para pejalan kaki semakin tersudut dan hak-haknya pun tercabut.

Munculnya sejumlah gerakan seperti dari Koalisi Pejalan Kaki lewat aksi ‘Menyelamatkan Trotoar untuk Pejalan Kaki’ menjadi antitesis dari keprihatian atas situasi miris trotoar di ibu kota.

Situasi ini semakin diperparah dengan kehadiran PKL (pedagang kaki lima) yang biasa berjualan di badan trotoar.  Di Jakarta sebagian besar PKL masih belum terorganisasi sehingga lebih memilih trotoar sebagai tempat berjualan. (oish-cleochyn)

Tulisan selengkapnya baca di Kompasiana dengan judul "Trotoar: Anak Tiri Ruang Publik Jakarta"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com