Namun Man (50) sudah lebih dari 20 tahun tinggal di tempat pembuangan sampah terbesar, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Nasib mengantar pria asal Jawa Barat itu untuk menyambung hidup sebagai pemungut sampah di Bantargebang.
Bersama istrinya, ER (45), Man membesarkan empat orang anak dan cucu hidup di sebuah gubuk di sekitar tumpukan sampah TPST Bantargebang. Ia menyewa gubuk itu Rp 100.000 per bulan.
Boleh dikata, Man berteman dengan sampah selama hampir separuh hidupnya. Ia mengaku memungut sampah di Bantargebang sejak tahun 1990-an.
Hari-hari ia lalui dengan keranjang anyaman kayu di punggung, besi pengait, sarung tangan dan sepatu boots, untuk mendaki bukit.
Bukan bukit alam yang ia daki, melainkan tumpukan sampah warga DKI Jakarta.