Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Sebut WPPBM Undang Ketua DPRD DKI Lihat Tembok di Rumah Denny

Kompas.com - 11/11/2015, 16:25 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua RT 01 RW 15 Perumahan Bukit Mas Bintaro, Sulistiyono, menceritakan yang terjadi saat Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengunjungi rumah Denny (41) yang ditembok, Rabu (11/11/2015) pagi.

Menurut dia, Prasetio datang karena diundang oleh salah satu kelompok warga di sana.

"Iya betul, tadi Pak Edi, Ketua Dewan, datang ke sini. Saya tahunya yang ngundang itu WPPBM (Warga Peduli Perumahan Bukit Mas). Pak Edi minta temboknya dibiarkan begitu saja," kata Sulistiyono kepada Kompas.com, Rabu siang.

Sulistiyono melihat, hampir semua perwakilan dari WPPBM hadir menemani rombongan dari DPRD DKI. Setelah dari rumah Denny, Prasetio sempat berbincang dengan dia.

Dari perbincangan itu, Prasetio berkesimpulan pemilik rumah salah karena rumahnya menghadap ke Jalan Cakra Negara, jalan di dalam kompleks perumahan.

Sulistiyono mengaku sudah menjelaskan kepada Prasetio bahwa Denny memiliki surat resmi yang menyebut rumah itu menghadap Jalan Cakra Negara.

"Tapi, Pak Edi sepertinya tidak terlalu menanggapi cerita saya. Pak Edi bilang Denny itu salah, kenapa bangun rumah hadap ke kompleks," tutur Sulistiyono.

Kunjungan itu berlangsung singkat dan didominasi oleh perwakilan dari WPPBM.

Saat Prasetio menyebutkan tembok di rumah Denny tidak boleh dirobohkan, perwakilan WPPBM meneriakkan yel-yel kegembiraan.

Sampai saat ini, Kompas.com masih berusaha menghubungi Prasetio untuk mengonfirmasi keterangan dari Sulistiyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com