Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok seperti Punya Kepribadian Ganda"

Kompas.com - 11/11/2015, 16:51 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik meminta Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama bisa bersikap terbuka dan transparan terkait kebijakan reklamasi Teluk Jakarta.

Riza menuntut sikap transparan seperti yang selama ini selalu dilakukan Ahok (sapaan Basuki) di bidang lain.

"Kok kayaknya Pak Ahok seperti punya kepribadian ganda, di satu sisi dia bikin terobosan dengan pangkas birokrasi dan buat kanal informasi yang banyak," kata Riza di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Jakarta Pusat, Rabu (11/11/2015).

"Tetapi, dalam permasalahan reklamasi, saya pastikan gak ada konsultasi publik ke nelayan di sana," kata Riza.

Riza menilai, ada lompatan pemikiran dalam diri Ahok.

Sebab, Ahok sering mengatakan, reklamasi Teluk Jakarta dilakukan demi kebaikan nelayan sendiri dan demi perbaikan lingkungan di Teluk Jakarta.

Menurut Riza, yang terjadi tidak seperti itu. Reklamasi bukanlah proyek yang baru berlangsung tahun ini.

Jika reklamasi benar memberi manfaat, seharusnya nelayan sudah mulai bisa merasakannya.

"Proyek reklamasi itu kan sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi sampai sekarang masih banjir, kualitas air semakin buruk, ikan semakin sedikit. Kok malah diterusin?" ujar Riza.

Riza menjelaskan, permasalahan mendasar buruknya lingkungan Teluk Jakarta adalah peningkatan kadar pencemaran di 13 sungai.

Peningkatan itu dipicu perilaku perusahaan yang kerap membuang limbah di sungai. Selain itu, edukasi terhadap masyarakat yang hidup di sana juga kurang.

"Untuk menghilangkan jejak pelanggaran hukum dan pencemaran lingkungan, perusahaan yang buang limbah selalu lakukan di dua kondisi. Pertama, dia baru buang limbah saat musim hujan. Kedua, dia lakukan itu di malam hari ketika masyarakat tidak bisa mengawasi," ujar Riza.

Semua hal itu merupakan pangkal persoalan buruknya kondisi lingkungan serta banjir di Jakarta.

Menurut Riza, menganggap reklamasi sebagai solusi permasalahan itu merupakan pikiran keliru.

Ia berpendapat bukan reklamasi yang dibutuhkan, melainkan penindakan tegas terhadap perusahaan pembuang limbah dan peningkatan edukasi masyarakat.

"Semua enggak ada hubungannya dengan reklamasi. Jadi, kalau mau benahi Teluk Jakarta, bukan reklamasi jalan keluarnya," ujar Riza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com