"Saya mau kontrol sampai ke eselon IV, enggak boleh satu nama pun lepas dari saya. Semua nama harus masuk ke meja saya. Sekarang kami justru sedang menyeleksi lurah dan camat untuk pelantikan kembali Januari," kata Basuki saat itu.
Filosofi sepak bola
Basuki mengaku memiliki strategi dalam merombak pejabat. Basuki mengibaratkan pengelolaan birokrasi di Pemrov DKI Jakarta dengan permainan sepak bola.
Selaku gubernur, Basuki seolah bertindak sebagai manajer klub.
Sementara itu, para eselon II atau kepala dinas bertindak sebagai pelatih, pejabat eselon III dan IV sebagai pemain, serta para staf sebagai pemain cadangan.
Kemudian, warga DKI Jakarta-lah yang diibaratkan sebagai pemilik klub.
"Kami menggunakan filosofi ini untuk mengganti pemain (memecat pegawai negeri sipil). Kalau pelatih (pejabat eselon II) tidak mau ganti pemain (pejabat eselon III dan IV), mau enggak mau saya sebagai manajer akan mengganti pelatih," kata Basuki beberapa waktu lalu.
Jika ada 'pemain' yang mulai lambat 'berlari', maka 'pemain cadangan' akan mengganti posisi mereka. Begitu pula seterusnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.