"Sekarang kita lihat genangan lebih cepat diatasi setelah Pak Teguh (jadi Kepala Dinas Tata Air). Waduk yang terbengkalai, lebih cepat dikerjain. Kalau dulu, berdebat sana sini, capek saya, teorinya terlalu banyak," kata Basuki.
Basuki mengatakan, tak sulit membuat Jakarta tidak banjir lagi. Caranya dengan pembangunan tembok setinggi 3,8 meter di pantai utara Jakarta, pasang pompa, bangun waduk. 1.080 saluran penghubung di Jakarta tidak boleh terhambat sampah, dan membeli alat berat sendiri.
"Menurut saya (atasi banjir) enggak susah, yang susah kalau kamu enggak mau kerja dan dikasih pekerjaannya ke swasta atau kontraktor, ya susah," kata Basuki.
Kemudian, Basuki juga menempatkan mantan camat jadi Kepala Dinas Kebersihan DKI. Mantan camat Tambora Isnawa Adji menggantikan posisi Eko Bharuna, Unu Nurdin, serta Saptastri Ediningtyas yang juga merupakan pegawai internal Dinas Kebersihan DKI.
Dahulu, kata Basuki, Dinas Kebersihan kerap menyewa truk sampah dengan swasta. Akibatnya, anggaran DKI habis percuma. Tak hanya itu, pengelolaan sampah oleh swasta juga tidak membuahkan hasil.
"Angkat sampah dari sungai habisin anggaran Rp 400 miliar, sewa truk Rp 500 miliar, buang sampah ke Bantar Gebang Rp 400 miliar. Enggak bersih juga Jakarta," kata Basuki.
Sama halnya seperti banjir, Basuki mengatakan tak sulit mengatasi permasalahan sampah di Ibu Kota.
Salah satu caranya dengan menempatkan petugas kebersihan di tiap kelurahan serta lurah yang menjadi penanggungjawab kebersihan di wilayahnya. Jika lurah tidak benar kerjanya, akan dipecat.
"Jakarta bersih sekarang. Setiap sungai ditungguin, enggak usah kontrak sama swasta. Beli alat sendiri, truk sendiri, tungguin sendiri," kata Basuki.
Basuki mengaku sejak tahun 2013 kerap dibohongi oleh mantan Kepala Dinas Kebersihan DKI. Mereka masih kerap menyewa truk sampah kepada swasta. Bahkan pada tahun 2013-2014 lalu, anggaran yang akan dialokasikan untuk pembelian truk sampah menghilang.
"Siapa sih sebenarnya yang ngerti kayak gini? Anak STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) yang ngerti, bekas camat yang ngerti," kata Basuki.