Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalijodo Siap Jadi Taman Seluas 4 Hektar

Kompas.com - 29/02/2016, 19:32 WIB

Menghidupkan sejarah

Pemerhati Kota Tua Candrian Attahiyat, sejarawan Jakarta Mona Lohanda, budayawan Yapi Tambayong alias Remy Sylado, dan pengamat perkotaan Nirwono Yoga menyambut baik pembangunan taman di Kalijodo.

Mereka berharap kehadiran taman di Kalijodo bukan hanya dikaitkan dengan fungsi sebagai daerah resapan air dan paru paru kota saja, tetapi juga harus dikaitkan dengan aspek edukasi, budaya, dan sejarah.

Mona mengusulkan agar taman di Kalijodo bisa menjadi perluasan area binaan Kota Tua. Alasannya, kawasan Kalijodo menjadi bagian akhir dari riwayat para imigran dan sejumlah suku di Nusantara dalam membangun Batavia.

"Ada semangat toleransi dan kegotongroyongan di antara bermacam imigran dan etnis yang berkembang dari jalur Banten-Tangerang-Kalijodo-Tubagus Angke-Toko Tiga-Glodok-hingga kawasan Kalibesar di Kota Tua," ujar Mona.

Candrian berpendapat, untuk membangkitkan kembali sejarah Jakarta yang bersemangat kebinekaan itu, Pemprov DKI perlu mendorong bermacam kegiatan budaya yang diadakan di taman dan mendorong meluasnya komunitas peduli.

"Peduli pada persoalan lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sejarah Jakarta," ucap Candrian.

Menurut Nirwono, pembangunan taman di Kalijodo sebagai bagian dari usaha penanggulangan banjir terkait perluasan daerah resapan air dan pengerukan kali harus tetap menjadi sasaran utama.

"Pembangunan taman di tepian Kalijodo ini adalah bagian dari pembangunan ruang terbuka hijau di bantaran empat sungai, yaitu Sungai Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, dan Sunter," ucap Nirwono.

Menurut Nirwono, di DKI masih ada beberapa taman yang nyaris tidak memiliki fungsi sosial, apalagi edukasi dan budaya. Hal tersebut terjadi karena pembangunan taman tersebut tidak disertai rencana pembangunan jalur jalan yang aman bagi warga yang hendak ke taman. "Kalau warga saja sudah sulit mendapat akses ke taman, apalagi mau mengembangkan komunitas di taman," ucap Nirwono.

Ia setuju jika kehadiran taman di Kalijodo dijadikan alasan untuk merancang ulang pembangunan Kota Tua.

Masyarakat yang tinggal di sekitar taman di Kalijodo, kata Nirwono, bisa menjadi modal menghidupkan Kota Tua dengan bermacam kegiatan, festival, dan parade.

"Kalau mengharapkan komunitas tumbuh di sekitar Taman Fatahillah, Kota Tua, jelas sulit karena tidak ada kawasan permukiman di sekitar Taman Fatahillah, ujar Nirwono.

Sementara itu, Remy berharap, Pemprov DKI berani mengembalikan suasana Kalijodo sekurangnya di pertengahan abad ke-19. Kala itu, Kalijodo masih diwarnai hilir mudik biduk (perahu) berlampion.

"Sesuaikan saja suasana perahu-perahu di Kalijodo itu dengan kondisi saat ini. Yang penting ada 'kehidupan' dan kegembiraan di atas permukaan air Kalijodo," ucap Remy.

Minta ditunda

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com