Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Yolandi, Pengumpul Barang Bekas Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 25/03/2016, 17:01 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan bantuan dua tongkat, Yolandi (30) menyeberang menuju sebuah warung kecil di pinggir jalan. Meski penyandang disabilitas, tapi dia masih cekatan.

Sesekali ia harus meninggalkan gerobaknya, berjalan memulung barang menggunakan karung yang dipikulnya.

Di seberang jalan sudah ada ibunya, Mumun (70), yang tengah berbincang dengan pemilik salah satu warung. Di belakang warung itu nampak tumpukan karung yang akan diberikan kepada Yolandi dan Mumun.

"Kerjaan saya setiap hari seperti ini. Mengumpulkan barang bekas," kata Yolandi saat berbincang dengan Kompas.com, di Jalan Raya Kutabumi, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Selasa (22/3/2016).

Yolandi bekerja sebagai pemulung bukan tanpa sebab. Ia merupakan penyandang disabilitas, kedua kakinya tak bisa digunakan lantaran terserang penyakit polio atau poliomyelitis. Sejak kecil dirinya tak mampu berjalan dengan sempurna.

"Dari bayi seperti ini (tak bisa jalan). Kurang tau, jadi pas keluar dari bayi begini," cerita Yolandi.

Kondisi demikian membuat Yolandi tak bisa berbuat banyak. Hingga menginjak umur tujuh tahun, Yolandi baru bisa mengenyam pendidikan di sekolah dasar (SD). Harapannya, setelah sekolah, ia bisa menggapai mimpinya untuk menjadi teknisi sepeda motor.

Namun, nasib berkata lain. "Pas didaftarin sekolah, saya selalu sakit. Jadi gak boleh sekolah. Pas saya gak sekolah, kenapa itu sehat terus," ungkapnya.

"Guru saya bilang, 'Yolandi kamu sekolah lagi'. Saya masuk sekolah, eh saya sakit lagi. Terpaksa saya berhenti, stop. Saya juga bingung kenapa," kata Yolandi.

Tak bersekolah, Yolandi lalu membantu pekerjaan ibunya. Apapun kerjaannya ia lakoni, meski memiliki keterbatasan fisik.

Mulai dari bantu Mumun untuk jadi buruh cuci hingga pencabut rumput di ladang. Saat usianya 20 tahun, Yolandi iba melihat sang ibu yang sudah tua namun masih bekerja sebagai buruh cuci di perumahan daerah Kuta Baru, Tangerang.

"Saya pikir, saya sudah dewasa dan harus bantu orangtua. Saya hasilnya usaha jadi kayak gini (pengumpul barang bekas)," ungkap Yolandi.

Menjadi pengumpul barang bekas bagi Yolandi tak mudah. Sebelum ia menggunakan tongkat, ia berjalan dengan dengkulnya.

Hingga suatu saat ada orang yang bermurah hati dan memberikannnya sepasang tongkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com